Ini Risiko Jika BI Tak Segera Pangkas Suku Bunga Acuan
Redaksi
17 September 2024 10:22
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) sedang menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan kebijakan moneter Tanah Air, termasuk suku bunga acuan atau BI Rate, pada hari ini hingga esok hari, tepatnya 17-18 September 2024.
Putu Rusta Adijaya, Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute menilai tingkat suku bunga acuan yang tinggi memberi sinyal kepada masyarakat untuk tidak melakukan belanja, dan cenderung menyimpan dananya. Padahal, indeks harga konsumen telah mengalami deflasi dalam empat bulan berturut-turut.
"Di tengah kemerosotan ekonomi, suku bunga BI harusnya bisa diturunkan, bahkan seharusnya sudah turun, mengingat ada deflasi. Ini agar mendorong spending, mendorong pinjaman bagi masyarakat dan usaha," kata Putu kepada Bloomberg Technoz, Selasa (17/9/2024).
Menurut dia, suku bunga acuan yang tinggi didefinisikan sebagai adanya kenaikan nilai biaya pinjaman bagi perusahaan dan dunia usaha, termasuk usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM), serta konsumen ritel. Pada akhirnya, investasi dan ekspansi cenderung minim, dan bermuara pada turunnya belanja oleh pelaku ekonomi yang berujung pada menurunkan pertumbuhan ekonomi.
"Karena tadi belanja oleh pelaku ekonominya turun, berarti kan permintaan barang dan jasa itu turun juga. Money supply di pasar itu ikut turun kan," papar Putu.