Logo Bloomberg Technoz

Di lain sisi, dia juga menegaskan bahwa secara organisasi, GINSI akan tetap mandiri dan tidak terpengaruh oleh kisruh yang terjadi di internal Kadin saat ini. Menurutnya, asosiasi tetap akan fokus pada persoalan-persoalan importasi yang dihadapi oleh para anggotanya, terutama terkait dengan regulasi dan keberlangsungan usaha.

"Kami lebih fokus menyikapi persoalan importasi karena masih banyak persoalan yang harus di hadapi para pelaku usaha dan industri yang selama ini membutuhkan pasokan bahan baku dari impor. Dari mulai masalah peraturan, sampai dengan keberlangsungan usaha anggota," tegasnya. 

Ekspor dan impor (Dok: Bloomberg)

Harus Berbenah

Meski demikian, Subandi tetap berharap agar Kadin Indonesia dapat segera berbenah diri agar menjadi contoh yang baik bagi organisasi-organisasi pengusaha lainnya.

"Semoga Kadin Indonesia bisa introspeksi dan menjadi contoh bagi organisasi lain, menjadi organisasi yang mandiri, profesional, independen dan tidak dijadikan alat kepentingan politik," tegasnya.

Berbeda dengan GINSI, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi) justru memihak dengan mendukung terpilihnya Anindya Bakrie yang diklaim sebagai "angin segar dunia usaha" untuk memiliki harapan pada bidang manufaktur.

Ketua Umum Apsyfi Redma Gita Wiraswasta berpandangan peran dunia usaha sangat penting dalam memberikan masukan kepada pemerintahan yang akan datang. Apalagi, di tengah tekanan ekonomi saat ini.

"Bukan hanya sekadar menyampaikan, tetapi memastikan bahwa masukannya didengar, dikaji dan diimplementasikan," kata Redma dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (16/9/2024).

Kadin, sambungnya, sangat penting untuk melangkah cepat guna mengatasi tanda-tanda deindustrialisasi yang terjadi di sektor manufaktur, khususnya di tengah koreksi pasar global.

"Meski pasar dunia sedang terkoreksi, kita masih punya pasar domestik untuk tetap bisa tumbuh. Kadin diperlukan untuk mengoordinasikan sejumlah permasalahan antarsektor dan melakukan langkah agar bisa mengoptimalkan pasar domestik untuk kepentingan industri kita,"  jelasnya.

"Karena sektor manufaktur ini selain berfungsi sebagai penghasil devisa dan pemenuhan kebutuhan domestik, juga berfungsi sebagai jaring pengaman sosial ekonomi sebagai sektor yang saat ini menyerap 18,82% tenaga kerja."

Kisruh di tubuh Kadin bermula usai ketum periode 2021—2026 Arsjad Rasjid digulingkan melalui Munaslub akhir pekan lalu, yang menetapkan pengusaha Anindya Novyan Bakrie sebagai Ketum periode 2024—2029.

Arsjad Rasjid menjelaskan penjegalan dirinya menyalahi aturan yang berlaku, yakni AD/ART Kadin yang berlandaskan UU No. 1/1987 dan Keputusan Presiden (Keppres) No. 18/2022, terkait dengan kepemimpinan Kadin Indonesia sebagai satu-satunya organisasi wadah bagi dunia usaha.

Namun, Anin berkeras bahwa jabatan yang diterimanya telah melalui proses yang sah. Pelaksanaan Munaslub tidak melanggar AD/ART dan merupakan inisiatif dari Kadin daerah dan Anggota Luar Biasa (KLB).

Munaslub tersebut diikuti oleh 28 dari total keseluruhan 34 Kadin Provinsi dan 25 asosiasi yang tergabung dalam organisasi tersebut. Pada kegiatan Munaslub tersebut, juga diikuti oleh Bambang Soesatyo atau Bamsoet yang merupakan Kepala Badan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kadin Indonesia.

Bamsoet mengeklaim penggelaran Munaslub yang dilakukan pada Sabtu tidak menyimpang dari AD/ART organisasi. Dalam AD/ART, menurutnya, organisasi dapat memutuskan untuk melakukan Munaslub jika memang internal dari organisasi tersebut memerlukan ketua baru.

Namun, hasil Munaslub ini lantas digugat oleh 21 Dewan Pengurus Kadin Provinsi yang mengeklaim tetap mendukung Arsjad dan menolak keputusan Munaslub. Penolakan tersebut atas pertimbangan karena Munaslub digelar tanpa mengikuti ketentuan dalam AD/ART Kadin Indonesia.

(prc/wdh)

No more pages