Logo Bloomberg Technoz

Ditambah pamor saham domestik yang tengah naik setelah asing memborong Rp17,95 triliun saham pada Jumat, rupiah berpeluang makin perkasa didukung capital inflows ke pasar portofolio.

Di pasar offshore, rupiah NDF ditutup menguat tadi malam ke kisaran Rp15.388-Rp15.396/US$. Pagi ini, rupiah NDF 1W dan 1M bergerak di kisaran Rp15.397-Rp15.418/US$, sedikit lebih lemah.

Di pasar Asia, mata uang kawasan kemarin bergerak menguat. Sedang pagi ini cenderung melemah terbatas seperti won Korsel turun 0,03%, lalu dong Vietnam turun 0,02%. Sementara yuan offshore dan dolar Hong Kong stagnan.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, dengan target kenaikan menuju Rp15.380/US$ sampai dengan Rp15.350/US$. Level selanjutnya bisa menguat ke Rp15.300/US$ dengan keberhasilan breakout resistance kuat.

Adapun dalam tren jangka menengah, atau dalam sepekan, rupiah terkonfirmasi membentuk trend sideways dengan gerak yang terbatas, apabila tertembus trendline channel kuatnya maka akan makin berpotensi menuju Rp15.240/US$, yang tercermin dari time frame daily.

Apabila rupiah memberikan tanda-tanda melemah nantinya, support terdekat dapat menuju Rp15.430/US$, sementara range gerak rupiah dalam support di antara Rp15.450-Rp15.500/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 17 September 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Pekan bunga acuan

Hari ini, Bank Indonesia akan memulai rangkaian dua hari Rapat Dewan Gubernur dan dijadwalkan mengumumkan kebijakan bunga acuan pada Rabu siang. Di Amerika, The Fed juga akan memulai rangkaian pertemuan komite (Federal Open Meeting Committee/FOMC) dan mengumumkan policy rate pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Perhatian pelaku pasar hari ini juga akan terarah pada pengumuman kinerja neraca dagang RI bulan Agustus. Hasil konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg sampai pagi ini memperkirakan, surplus neraca dagang RI berpotensi naik jadi US$1,9 miliar dibanding Juli yang hanya US$472 juta.

Kinerja ekspor diprediksi melambat, hanya tumbuh 4% dibanding 6,46% pada Juli. Sedangkan impor juga diperkirakan lesu, tumbuh 9,3% pada Agustus dibanding bulan sebelumnya 11,07%.

Angka surplus neraca dagang yang membaik bisa memberi sentimen positif pada rupiah. Transaksi Berjalan RI sudah tertekan akibat keterpurukan kinerja perdagangan, di mana defisitnya naik jadi US$3,02 miliar pada kuartal II lalu. 

Bisa turun duluan

Bank Indonesia diperkirakan akan kembali menahan bunga acuan pada RDG bulan ini, meski semakin banyak ekonom dan pelaku pasar memandang BI mungkin akan mendahului The Fed melakukan pivot kebijakan bunga.

Konsensus Bloomberg yang dihimpun dari 32 prediksi, sejauh ini menghasilkan median 6,25%. Namun, sebanyak 8 ekonom memprediksi, BI kemungkinan besar akan memangkas bunga acuan Rabu ini. Keputusan itu akan mendahului The Fed yang baru akan mengumumkan hasil FOMC pada Rabu waktu Washington atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

"Deflasi selama empat bulan beruntun seharusnya meyakinkan BI. Gubernur BI Perry Warjiyo adalah seorang pragmatis yang cenderung bertindak mendahului kurva, ahead of the curve'," kata Head of Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dalam catatannya.

"Perry mungkin telah mengisyaratkan penurunan BI rate pada Oktober nanti atau setelah The Fed. Namun, rekam jejaknya menunjukkan bahwa ia bergantung pada data dan bertindak tegas untuk mengejutkan pasar," imbuh Satria.

Sinyal terbaru juga terlihat dalam lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pekan lalu di mana tingkat bunga SRBI-6M pertama kali dalam lima bulan terakhir turun di bawah 7%. Tenor SRBI lain juga turun di mana tenor acuan 12M turun ke level 7,11%.

(rui)

No more pages