Logo Bloomberg Technoz

BI dan The Fed Memulai Rapat, Rupiah Bisa Makin Menguat

Tim Riset Bloomberg Technoz
17 September 2024 07:40

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang membuka perdagangan pekan penting ini dengan penguatan lebih besar, di tengah ekspektasi pasar yang makin tinggi bahwa Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, akan memangkas bunga acuan lebih banyak.

Indeks dolar AS makin lunglai, kemarin ditutup turun 0,35% ke level 100,76, ketika para traders di pasar swap menaikkan taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak 50 bps pada 18 September ini.

Di pasar Treasury, surat utang AS, para investor semakin memperlihatkan keyakinan tersebut dengan memborong lebih banyak obligasi.

Yield atau imbal hasil US Treasury di semua tenor terpangkas di mana tenor 2Y turun 3,2 bps ke 3,551%, sedangkan tenor 10Y turun 3,4 bps ke 3,618%. Tenor panjang 30Y terpangkas lebih banyak, hingga 5,1 bps menjadi 3,928%.

Yield Treasury yang makin landai, memperlebar selisih imbal hasil investasi dengan surat utang RI, menjadi 293 bps. Itu memberi peluang bagi investor yang ingin berburu Surat Berharga Negara (SBN) dengan yield menarik.