Di pasar Asia, harga emas spot telah menyentuh rekor tertinggi baru di US$2.582,15 per troy ounce pada hari ini.
Kenaikan harga emas tak lain karena semakin besarnya keyakinan para pelaku pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), akan memangkas bunga acuan sebesar 50 bps pekan ini. Lebih besar dibanding prediksi sebelumnya sebanyak 25 bps.
Prediksi rekor baru
Beberapa bank investasi global sebelumnya telah melansir prediksi harga emas yang berpotensi memecahkan rekor baru ke depan, terutama karena kemerosotan pamor dolar AS karena penurunan bunga The Fed.
Dengan sinyal pemangkasan bunga acuan The Fed yang makin kuat bahkan dalam jumlah lebih besar, itu bisa memicu gelombang pelonggaran moneter di seluruh dunia. Emas yang tidak memberikan imbal hasil akan banyak diburu sebagai alat hedging baru ketika dolar AS makin muram.
Berikut ini beberapa prediksi harga emas dari para pelaku pasar global yang penting untuk disimak:
Goldman Sachs
Bank investasi asal Amerika ini memperkirakan harga emas dunia bisa menyentuh US$2.700 per troy ounce. Prediksi harga itu keluar pada April ketika ekspektasi terhadap penurunan bunga The Fed belum sekuat saat ini.
Goldman Sachs menilai, emas berada dalam zona bull market yang sulit digoyang. "Kenaikan harga banyak didorong oleh pembelian bank sentral emerging market, juga pembelian ritel oleh konsumen di Asia," kata Nicholas Snowdon dalam catatannya.
Semula bank investasi ini memprediksi harga emas di US$2.300 pada akhir tahun ini. Namun, kombinasi faktor di atas ditambah makin kuatnya peluang penurunan bunga The Fed membuat harga emas berpeluang memecah rekor tertinggi hingga ke US$2.700 tahun ini.
Citigroup
Bank investasi besar global ini memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$3.000 per troy ounce pada pertengahan 2025 nanti, didukung oleh arus masuk modal ke Exchange Trade Fund (ETF) emas yang sudah berlangsung signifikan dalam lebih 12 bulan terakhir.
Selain dipicu oleh perubahan kebijakan moneter yang lebih longgar, harga emas juga semakin berkilau karena peningkatan risiko resesi di negara-negara besar.
UBS Group
Aliran ETF yang besar ditambah permintaan spekulatif yang berlangsung, ketika kelak The Fed benar-benar memangkas bunga acuan pertama kali, bisa membawa harga emas di US$2.600 per troy ounce pada kuartal terakhir tahun ini, menurut prediksi menurut UBS Group AG.
Meningkatnya risiko geopolitik juga akan meningkatkan permintaan lindung nilai portofolio, kata Wayne Gordon, pakar strategi komoditas di UBS Global Wealth Management.
Bank investasi yang bermarkas di Swiss ini sebelumnya memprediksi harga emas bisa menuju US$2.700 pada pertengahan tahun depan. Pivot The Fed, gelombang beli emas oleh bank sentral dan permintaan para hedge fund yang membutuhkan alat lindung nilai untuk portofolio mereka, akan menjadi faktor utama yang mendongkrak harga emas makin melesat.
ANZ Group
Analis dari ANZ Group Holdings memperkirakan, target harga emas terdekat ada di US$2.550 per troy ounce terdorong oleh langkah strategis investasi para pemodal ketika bunga acuan The Fed mulai turun.
Mengacu pada histori siklus penurunan bunga The Fed sejak 1990 silam, harga emas telah melesat 5%-6% sejak pertama kali bunga acuan The Fed dipangkas, menurut hitungan analis ANZ Soni Kumari dan Daniel Hynes, seperti dilansir dari Bloomberg News.
(rui)