Namun, seiring dengan matangnya sistem pensiun dan peningkatan saldo, porsi orang yang pensiun dengan cukup uang untuk membiayai gaya hidup yang nyaman akan meningkat menjadi 50% atau lebih pada tahun 2050, kata Kepala Eksekutif ASFA Mary Delahunty dalam sebuah wawancara.
“Orang-orang yang pensiun sekarang belum mendapatkan manfaat penuh untuk kehidupan kerja mereka,” kata Delahunty. “Jadi mereka masih memerlukan bantuan pemerintah yang cukup, atau bantuan dari kita semua, agar dapat pensiun dengan bermartabat.”
Kecemasan seputar tabungan pensiun tetap ada meskipun Australia secara teratur menempati peringkat di antara sistem pensiun teratas dunia. Sekitar 40% warga Australia mengatakan mereka tidak akan pernah punya cukup uang untuk pensiun meskipun negara itu membanggakan salah satu sistem pensiun yang paling diidam-idamkan di dunia, menurut survei Natixis Investment Managers yang dirilis minggu lalu.
"Banyak orang khawatir tentang kenyamanan dan kemampuan pensiunan saat ini karena biaya hidup meningkat," kata Delahunty.
Saldo turun sedikit dalam 12 bulan hingga Juni 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena pengembalian investasi yang buruk, tetapi sejak itu rata-rata pengembalian tahunan lebih dari 9%, kata Delahunty.
Sistem pensiun Australia berperan untuk meringankan beban keuangan publik. Laporan pemerintah tahun 2023 menemukan bahwa meskipun populasi menua, pengeluaran untuk pensiun diproyeksikan turun dari 2,3% menjadi 2% dari produk domestik bruto dalam 40 tahun, karena dana pensiun semakin banyak mendanai masa pensiun.
Namun, kesenjangan gaji berdasarkan gender telah memicu kesenjangan dalam dana pensiun setiap kelompok usia, kata Delahunty. Saldo rata-rata untuk pria adalah A$182.667, dibandingkan dengan A$146.146 untuk wanita, menurut ASFA.
Kekurangan penasihat keuangan juga menjadi tantangan. Pemerintah telah mengumumkan serangkaian reformasi yang diusulkan untuk sektor tersebut.
(bbn)