Logo Bloomberg Technoz

Ketiga, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga mengalami kenaikan signifikan dari 24,7% pada 2014 menjadi 39,13% pada 2023. Selanjutnya, rasio pajak terhadap PDB menurun drastis dari 13,7% pada 2014 menjadi 10,1% pada 2024.

Celios juga memandang dalam 10 tahun pemerintahan Jokowi pembiayaan investasi jauh lebih rendah dari pembiayaan utang.

Berdasarkan hitungan Celios, pembiayaan investasi tidak pernah diatas 17,5% dari total pembiayaan anggaran, tetapi pembiayaan utang selalu di atas 74% dari total pembiayaan anggaran selama sepuluh tahun terakhir.

Keenam, merupakan belanja pemerintah yang masih didominasi oleh belanja pegawai dan barang, sementara belanja modal yang berdampak langsung pada masyarakat justru masih rendah.

Celios menghitung, belanja perlindungan sosial hanya tumbuh 124,87%, sedangkan belanja untuk pertahanan dan keamanan justru tumbuh 199,04% atau hampir dua kali lipat.

“Anggaran untuk pertahanan dan keamanan cenderung meningkat, bahkan melebihi anggaran kesehatan pada 2020 saat  pandemi.  Alokasi perlindungan sosial masih rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lain,” tulis Celios.

Berikutnya, Celios menilai Penyertaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki sebuah anomali. Sebab, 4 dari 8 BUMN infrastruktur memiliki pertumbuhan aset di bawah 15% padahal sudah suntikan modal dari pemerintah meningkat 327,67%.

Beban utang BUMN karya saat banyak mengerjakan proyek pemerintah. (Dok: Bloomberg)

“Bahkan PT Waskita Karya mengalami penurunan aset 13,28% meskipun menerima PMN cukup besar,” kata Celios.

Celios turut menilai belanja perlindungan lingkungan hidup pada era Jokowi selalu rendah, pasalnya 3 dari 11 belanja untuk perlindungan lingkungan hidup konsisten menjadi yang paling rendah ke-3 dari 11 fungsi belanja lain.

“Jumlahnya bahkan tidak sampai 1,5% dari total anggaran,” kata Celios.

Kesembilan, berdasarkan Analisis yang dilakukan Celios menunjukkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak layak secara ekonomis dan berpotensi membebani anggaran negara, terutama di tengah penurunan pendapatan dan peningkatan utang.

Dengan kata lain, Celios menegaskan bahwa lebih banyak kemungkinan pembangunan IKN tidak memiliki dampak signifikan dan pembangunannya diprediksi mengalami kegagalan.

Catatan kesepuluh, Celios berpandangan bahwa sederet program-program ambisius pemerintahan baru akan membuat ruang fiskal semakin sempit.

Pasalnya ruang fiskal RI, menurut Celios, sudah terhimpit akibat sederet mega-proyek Jokowi yang pada akhirnya justru membebani anggaran negara.

“Ini semua dilakukan di tengah himpitan program ambisius pemerintahan mendatang, termasuk program makan siang bergizi gratis, yang menjadikan ruang-ruang fiskal untuk pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan semakin sempit,” tulis Celios dalam risetnya.

(azr/roy)

No more pages