Logo Bloomberg Technoz

Lana menjelaskan potensi energi air ini tidak hanya terbatas pada bendungan, melainkan juga pada danau-danau di seluruh Indonesia yang memiliki cadangan energi yang sangat besar. Total potensi energi dari danau, kata Lana, sebesar 74.665,25 MW pada 36 lokasi.

“Hal ini mengindikasikan bahwa kita masih memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air sebagai bagian dari transisi energi bersih yang sedang kita upayakan,” ujarnya. 

Bahlil Tawarkan PLTA ke China

Pada perkembangan lain, Lana mengatakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF) membuka peluang kolaborasi dengan China dan menyampaikan potensi sumber daya energi baru terbarukan yang dimiliki Indonesia, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kayan dengan kapasitas 13.000 MW dan Mamberamo, Papua dengan kapasitas 24.000 MW.

Menurutnya, Kementerian ESDM telah menyusun peta jalan menuju emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) 2060, yang mencakup program dan rencana aksi untuk mengelola suplai dan permintaan energi hingga 2060. 

Namun, proses menuju pencapaian target NZE ini tentunya tetap dihadapkan dengan adanya tantangan-tantangan, seperti bagaimana mengurangi emisi dari pembangkit listrik yang ada, baik melalui pengurangan maupun penghentian secara bertahap PLTU, dan bagaimana meningkatkan bauran EBT untuk menggantikan bahan bakar fosil dan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan yang diperkirakan sekitar 4% per tahun.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, kata Lana, pemerintah telah menetapkan rencana untuk 367 GW pembangkit listrik EBT pada 2060. Kapasitas PLTS akan menjadi 115 GW, pembangkit listrik terbesar, diikuti oleh PLTA yakni 46 GW, PLT amonia dengan kapasitas 41 GW, dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan kapasitas 37 GW. 

“Selain itu, tidak ada tambahan pembangkit listrik batu bara setelah 2035 kecuali yang sedang dalam tahap konstruksi,” ujarnya.

(dov/wdh)

No more pages