Pada Kuartal I-2023, BNI meraih laba berish Rp5,2 triliun yang merupakan rekor laba kuartalan tertinggi selama BNI beroperasi. Laba bersih ini meningkat 31,8% dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp3,97 triliun
BNI mencatatkan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) Rp10,4 triliun, tumbuh 12,7% secara year on year (yoy). Sementara Net interest margin (NIM) tumbuh dari 4,5% pada kuartal I-2022 menjadi 4,67% pada kuartal I-2023.
Pertumbuhan NII ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang menembus Rp634,3 triliun, tumbuh 7,2% secara yoy. Kualitas kredit terlihat membaik yang tercermin dari net performing loan turun dari 3,5% menjadi 2,8%. Jumlah kredit berisiko (loan at risk (LAR) juga turun menjadi 16,3% dari setahun lalu 22,1%
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp743,7 triliun, tumbuh 7,4% secara yoy. Dana murah yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9% menjadi Rp513,54 triliun. Adapun deposito tumbuh 8,4% menjadi Rp231,18 triliun. Biaya dana (cost of funds) perseroan naik dari 1,5% pada Kuartal I-2022 menjadi 1,9% pada Kuartal I-2023.
BNI mencatatkan total aset menembus Rp1.012 triliun pada akhir Maret 2023, tumbuh 8,6% dibandingkan setahun lalu. Rasio intermediasi (loan to deposits ratio/LDR) tercatat 85,4% pada akhir Maret 2023 dengan rasio kecukupan modal pada level 21,6%.
(krz/dba)