Logo Bloomberg Technoz

Nilai tukar rupiah juga menguat, sempat menyentuh di bawah Rp15.400/US$. Namun, setelahnya kembali lagi stagnan di kisaran Rp15.403/US$, tetap lebih kuat dibanding kemarin.

Adapun di pasar surat utang, setelah kemarin sedikit tertekan harganya, pagi ini investor sepertinya mulai kembali melirik Surat Berharga Negara (SBN).

Memantau data realtime Bloomberg, SBN di tenor panjang mencatat penurunan imbal hasil. Tenor acuan 10Y, imbal hasilnya stabil di kisaran 6,592%. Sementara tenor 1Y juga sedikit turun ke 6,555%. Adapun tenor 2Y dan 5Y stabil di kisaran 6,579% dan 6,499%.

Selisih imbal hasil surat utang RI dengan AS sedikit melebar menjadi 292 bps. Dalam tiga hari pekan ini, asing membukukan pembelian bersih di SBN senilai Rp1,72 triliun menurut data Kementerian Keuangan yang dikompilasi Bloomberg.  

Saham Kawasan ASEAN Diincar

Dinamika pasar global terpicu oleh sentimen seputar arah kebijakan bunga acuan The Fed dalam beberapa waktu belakangan, telah memantik arus masuk modal asing ke kawasan ASEAN.

Empat dari lima indeks saham di Asia Tenggara mencatat kinerja terbaik selama September dipimpin oleh bursa saham Thailand.

Arus masuk modal global memborong saham-saham di bursa ASEAN tercatat berlangsung lima pekan beruntun, membawa indeks MSCI ASEAN diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak April 2022, menurut catatan Bloomberg.

Pemicu antusiasme modal global menyasar pasar ekuitas ASEAN salah satunya karena posisi asing memang belum memuncak, ditambah optimisme terhadap kebijakan pemerintah setempat, valuasi yang dinilai masih menarik dan pencarian akan imbal hasil lebih atraktif.

Dana global yang tadinya banyak menyasar China, mulai banyak bergeser ke ASEAN seiring situasi perekonomian Negeri Panda yang semakin suram saat ini.

Kinerja indeks saham di ASEAN telah mengungguli kawanannya (Dok. Bloomberg)

"[Pasar] ASEAN sudah lama terabaikan. Investor mulai menyadari banyak peluang alpha tersedia mulai dari saham perusahaan komoditas di Indonesia, hingga pasar REIT yang stabil di Singapura hingga sektor teknologi di Malaysia, sektor ekspor di Vietnam serta sektor terkait pemulihan di Thailand," kata John Foo, pendiri Valverde Investment Partners Pte, dilansir dari Bloomberg.

Valuasi yang masih murah menempatkan pasar ASEAN jadi incaran baru. Indeks MSCI ASEAN diperdagangkan 13,6 kali estimasi pendapatan 12 bulan ke depan, lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun di 14,7 kali.

Sentimen Penurunan Bunga

Katalis lain yang juga membuat aset-aset di pasar keuangan ASEAN menarik adalah potensi penurunan bunga acuan dalam waktu dekat dan pelonggaran fiskal di Indonesia. Juga langkah otoritas di Thailand dan Malaysia mendukung kepemilikan saham.

"Negara-negara ini mendapatkan keuntungan besar dari tingginya representasi sektor yang sensitif terhadap suku bunga dan imbal hasil tinggi, mulai dari bank hingga pengembang properti," kata Kenneth Tang, fund manager Nikko AM Thrift Fund.

Goldman Sachs Group bahkan telah menaikkan rekomendasi saham Thailand dari underweight ke market weight bulan ini, menyusul ekspektasi negeri itu akan memberikan dukungan likuiditas agar dana asing kembali masuk ke pasar.

Modal asing bersiap makin membanjiri pasar ASEAN (Dok. Bloomberg)

Nomura Holdings juga telah menaikkan peringkat saham-saham di Indonesia, menggarisbawahi kondisi makro yang kuat. Sementara HSBC Holdings Plc mencatat bahwa saham-saham di Indonesia telah memiliki bobot lebih besar dalam portfolio dana Asia mereka.

"Jika pemotongan bunga acuan terus berlanjut dan tidak ada resesi, reli ini bisa berlanjut hingga akhir 2025," kata Chun Hong Lee, Portfolio Manager di Principal Asset Management. 

Pemodal asing telah mencatat belanja bersih (net buy) di pasar saham Indonesia senilai Rp29,85 triliun di pasar reguler, pasar negosiasi dan tunai, dalam sebulan terakhir. 

Sepanjang tahun ini, nilai belanja asing di saham sudah mencapai Rp33,46 triliun di semua pasar. Bahkan kemarin, asing belanja sampai Rp1,52 triliun hingga membawa IHSG mencetak rekor tertinggi baru.

Sedangkan di pasar surat utang negara, selama Agustus, modal asing memborong SBN senilai Rp38,7 triliun, yang menjadi nilai belanja bulanan terbesar sejak Januari 2023 silam.

(rui/aji)

No more pages