Logo Bloomberg Technoz

Langkah penurunan bunga acuan oleh bank sentral Uni Eropa, European Central Bank (ECB), juga memberi tambahan euforia pada pasar bahwa gelombang pemangkasan bunga acuan global sudah di depan mata.

Pelaku pasar kini bertaruh, The Fed berpeluang memangkas bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan pekan depan dengan probabilitas 43%, seperti terlihat di CME Fedwatch pagi ini. Sehari sebelumnya, pasar sudah memupus harapan itu dengan fully price pada skenario penurunan sebesar 25 bps pada pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 17-18 September pekan depan.

Namun, kini para traders di pasar swap bahkan kembali menaikkan taruhan besaran penurunan Fed fund rate hingga akhir tahun menjadi sebesar 125 bps ke level 4%-4,25%, dengan probabilitas tertinggi hingga 40,5%.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan the greenback versus enam mata uang utama dunia, makin tertekan pagi ini ke kisaran 101,12 pada pukul 08:47 WIB.

Peluang pemangkasan bunga The Fed dalam nilai lebih besar, akan membuka pintu lebih lebar bagi bank sentral di kawasan emerging market untuk menurunkan bunga acuan. Itu akan menjadi sentimen positif bagi pasar surat utang dan saham. Potensi aksi beli di aset-aset emerging market, membuat nilai tukar valuta lokal ikut terangkat. 

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit meski mungkin hanya di kisaran sempit, menuju resistance terdekat pada level Rp15.410/US$, lalu ke resistance potensial Rp15.400/US$ dan Rp15.360/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dengan time frame daily.

Rupiah memiliki level support psikologis di Rp15.450/US$ dan Rp15.500/US$. Bila level tersebut berhasil tertembus, maka akan mengonfirmasi laju support selanjutnya kembali ke wilayah Rp15.550/US$ dalam jangka pendek.

(rui)

No more pages