Logo Bloomberg Technoz

Peluang pemangkasan bunga The Fed dalam nilai lebih besar, akan membuka pintu lebih lebar bagi bank sentral di kawasan emerging market untuk menurunkan bunga acuan. Itu akan menjadi sentimen positif bagi pasar surat utang dan saham. Potensi aksi beli di aset-aset emerging market, membuat nilai tukar valuta lokal ikut terangkat. Tak terkecuali rupiah. 

Indeks dolar AS tadi malam ditutup melemah 0,31% dan pagi ini bergerak masih lemah di kisaran 101,15. Sementara di pasar offshore, rupiah NDF-1M tadi malam ditutup menguat terbatas di kisaran Rp15.431/US$. Pagi ini, pergerakannya stabil di kisaran Rp15.437-Rp15.439/US$. 

Level rupiah offshore itu tidak banyak berjarak dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin. Hal itu melontar sinyal, gerak rupiah spot hari ini masih akan terbatas dengan peluang penguatan lebih besar didukung dolar AS yang tengah turun pamor di pasar global. 

Rupiah bisa terdongkrak lebih besar nilainya bila mendapatkan dukungan sentimen regional. Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, mayoritas mata uang Asia menunjukkan penguatan.

Won Korsel dibuka menguat 0,65%, baht juga naik 0,18%. Sementara dolar Singapura juga naik nilainya 0,11%. Sedang yuan offshore dibuka naik 0,11% ketika yuan lokal hanya menguat tipis 0,02%. Ringgit juga dibuka naik 0,36%.

Tadi malam, AS melaporkan inflasi harga produsen (PPI) pada Agustus tercatat naik 0,2% month-on-month, lebih tinggi ketimbang ekspektasi. Sedang secara tahunan, angkanya sesuai ekspektasi di 1,7% year-on-year, turun dibanding bulan sebelumnya 2,2%.

Sementara angka inflasi inti PPI tercatat 0,3% mom, setelah bulan sebelumnya mencatat deflasi -0,2%. Secara tahunan, inflasi inti PPI tercatat sebesar 2,4% yoy, naik dibanding bulan Juli di mana angkanya direvisi jadi 2,3% yoy.

Angka inflasi PPI di 1,7% itulah yang memantik euforia pasar karena berarti inflasi PCE Amerika bisa terkendali di kisaran 0,1%-0,15% dan skenario pemangkasan 50 bps terbuka.

Bukan hanya data inflasi PPI, pasar juga menyambut gembira data kenaikan klaim tunjangan pengangguran AS yang juga dirilis tadi malam. 

Klaim tunjangan pengangguran di AS meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, sejalan dengan perlambatan bertahap dalam rekrutmen tenaga kerja. 

Klaim awal meningkat sebanyak 2.000 menjadi 230.000 pada pekan yang berakhir 7 September, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Kamis. Angka itu lebih besar ketimbang prediksi pasar di 226.000 klaim.

Klaim lanjutan, yang menjadi proksi untuk jumlah orang yang menerima tunjangan, juga naik menjadi 1,85 juta pada pekan yang berakhir 31 Agustus.

Pasar euforia

Data inflasi PPI tadi malam memberi konfirmasi lebih jelas terhadap arah kebijakan bunga The Fed, ketika keputusan akan diambil dalam hitungan hari yakni pada 18 September nanti.

Indeks saham di Wall Street tadi malam ditutup hijau di mana Dow Jones naik 0,58%, sedang S&P 500 ditutp naik 0,75% dengan indeks Nasdaq yang banyak berisi saham teknologi besar bahkan menguat 1%.

Harga-harga komoditas juga melesat. Harga emas dunia menyentuh level tertinggi sepanjang masa baru, ditutup di posisi US$ 2.558,72 per troy ounce, naik 1,87% dibanding posisi hari sebelumnya.

Adapun pasar surat utang juga banjir aksi beli di mana US Treasury, surat utang AS, juga turun imbal hasilnya terungkit aksi beli yang mengerek harga obligasi. Indeks harga obligasi emerging market tadi malam juga ditutup menguat.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit meski mungkin hanya di kisaran sempit, menuju resistance terdekat pada level Rp15.410/US$, lalu ke resistance potensial Rp15.400/US$ dan Rp15.360/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dengan time frame daily.

Rupiah memiliki level support psikologis di Rp15.450/US$ dan Rp15.500/US$. Bila level tersebut berhasil tertembus, maka akan mengonfirmasi laju support selanjutnya kembali ke wilayah Rp15.550/US$ dalam jangka pendek.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Jumat 13 September 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages