Logo Bloomberg Technoz

Bunga The Fed Bisa Dipangkas 50 bps, Rupiah Berpeluang Bangkit

Tim Riset Bloomberg Technoz
13 September 2024 07:50

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah pada perdagangan spot hari terakhir pekan ini, kemungkinan akan berbalik arah menguat memanfaatkan kejatuhan nilai dolar Amerika Serikat (AS).

Pelemahan dolar terjadi pasca data inflasi harga produsen (PPI) tadi malam, mencatat angka lebih kecil ketimbang ekspektasi, menggelorakan lagi taruhan pasar akan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 bps pekan depan.

Langkah penurunan bunga acuan oleh bank sentral Uni Eropa, European Central Bank (ECB), juga memberi tambahan euforia pada pasar bahwa siklus pemangkasan bunga acuan global sudah di depan mata.

Pelaku pasar kini bertaruh, The Fed berpeluang memangkas bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan pekan depan dengan probabilitas 43%, seperti terlihat di CME Fedwatch pagi ini. Sehari sebelumnya, pasar sudah memupus harapan itu dengan fully price pada skenario penurunan sebesar 25 bps pada pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 17-18 September pekan depan.

Namun, kini para traders di pasar swap bahkan kembali menaikkan taruhan besaran penurunan Fed fund rate hingga akhir tahun menjadi sebesar 125 bps, dengan probabilitas tertinggi hingga 39,5%.