Logo Bloomberg Technoz

“Ini artinya kebijakan moneter dengan dikeluarkan bank indonesia ternyata bisa berdampak pada beban fiskal, jadi sudah tadi kebijakan fiskalnya terkontraksi ditambah ternyata kebijakan moneternya membuat terkontraksi lagi pada anggaran fiskal,” tutur Esther.

Kenaikan suku bunga SRBI tersebut juga naik lebih tinggi daripada Surat Utang Negara (SUN) 1 tahun dan menurutnya membuat mengalami crowding out effect. Pasalnya, suku bunga SUN naik hanya sebesar 27 bps.

“Ini posisi perekonomian semakin terkontraksi, tidak hanya dari kebijakan fiskal tapi juga kebijakan moneter,” pungkas Esther.

Sementara itu, Ekonom INDEF Eko Listiyanto menilai BI seharusnya sudah dapat memangkas suku bunga acuan atau BI Rate dalam waktu dekat. Hal tersebut menjadi penting karena dapat membantah tanda-tanda perlambatan ekonomi yang terjadi.

Ia menjelaskan kebijakan moneter dapat mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia utamanya dalam meningkatkan likuiditas di sektor riil. Pasalnya, dengan suku bunga yang tinggi hanya menciptakan stabilitas ekonomi. Namun pertumbuhannya menjadi tidak berkualitas.

“Ketidakpastian di dalam ekonomi global yang diantisipasi dengan suku bunga tinggi memang ada cuan di sektor keuangan. Padahal kami melihat cuan terbaik itu yang mengalir ke sektor riil, diputar kembali ke perekonomian, bukan hanya disimpan di sektor keuangan,” ucap Eko dalam diskusi publik INDEF, Kamis (12/9/2024).

Suku bunga tinggi, lanjut Eko, memang menimbulkan keuntungan namun hanya bermuara di sektor keuangan saja, sementara sektor riil yang merupakan sektor penggerak ekonomi tidak mendapatkan keuntungan yang setara.

(azr/lav)

No more pages