Logo Bloomberg Technoz

Gubernur BI Klaim CCP Bisa Turunkan Biaya Utang Pemerintah

Azura Yumna Ramadani Purnama
12 September 2024 18:20

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut Central Counterparty (CCP) lembaga pengelola pasar uang dan pasar valas (puva) karena transaksi repurchase agreement atau repo dilakukan melalui satu lembaga perantara, bukan secara bilateral antar bank.

Perry menjelaskan, CCP bertindak sebagai lembaga yang mengumpulkan semua agunan berupa Surat Berharga Negara (SBN) ataupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam pasar repo.

Dengan demikian, bank tidak lagi harus menjual SBN atau SRBI yang dimiliki dengan harga yang lebih murah atau melakukan repo dengan bunga yang tinggi.

“Ujungnya kami akan turunkan biaya utang pemerintah karena SBN yang selama ini dimiliki sendiri oleh bank paling repo satu conter ini di pool sehingga SBN dijadikan agunan untuk repo dan suku bunga SBN yieldnya akan lebih rendah karena bank-bank yang perlu likuiditas tak perlu jual SBNnya, bisa repo untuk penuhi kebutuhan,” ucap Perry dalam rapat kerja bersama Komisi XI, Kamis (12/9/2024).

Atas penjelasan itu, Perry menyatakan CCP akan menjadi pendorong pengembangan pasar uang dan pasar valas karena volume transaksi di pasar repo akan lebih tinggi, risiko kredit yang rendah, dan membuat pembentukan harga atau suku bunga menjadi lebih tinggi.