Adaro juga akan menetapkan rasio yang berlaku untuk pemesanan saham AAI, sesuai dengan kepemilikan saham para pemegang saham ADRO. Sisa saham AAI yang tidak terserap akan tetap menjadi milik Adaro.
Adaro akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober 2024 mendatang untuk meminta persetujuan terkait rencana divestasi senilai Rp37,8 triliun tersebut.
Dengan kata lain, pemegang saham ADRO bisa menebus saham AAI menggunakan dividen yang diterima. Jika tidak melakukan penebusan pun, pemegang saham tetap menerima dividen ADRO.
Secara terpisah, Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani menilai, skema yang ditawarkan Adaro tersebut memang dapat membantu mendanai partisipasi para pemegang saham perseroan dalam IPO AAI.
"Jika pemegang saham memutuskan untuk mengeksekusi opsi pada PUPS tersebut, pemegang saham akan memiliki saham ADRO dan AAI," ujar Hendriko.
Dengan transaksi ini, Adaro berpotensi melepas seluruh kepemilikannya pada segmen bisnis batu bara termal dan akan berfokus pada segmen batu bara metalurgi di bawah Adaro Minerals (ADMR) dan segmen energi terbarukan dibawah Adaro Green. Sementara itu, bisnis batu bara termal akan berada pada AAI.
"Dengan cash yang dimiliki ADRO pasca spin–off AAI, ADRO berpotensi membagikan dividen kepada pemegang sahamnya ataupun melakukan ekspansi dengan masif, baik secara organik maupun inorganik."
(ibn/dhf)