Logo Bloomberg Technoz

Hal serupa terjadi di Indonesia, pada platform exchanger Indodax beberapa hari lalu. Perusahaan keamanan Web3, Cyvers mencurigai ada transaksi mencurigakan pada 11 September dimana ada dugaan serangan melibatkan 150 transaksi pertukaran aset.

“Sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda di jaringan yang berbeda. Alamat yang mencurigakan telah menyimpan US$14,4 juta dan menukar token ke Ether,” menurut penjelasan dari Cyvers.

Dalam keterangan lanjutan Cyvers menyampaikan nilai kerugian  ditaksir mencapai US$18,2 juta (sekitar Rp282,1 miliar). Sejumlah ahli menyorot grup peretas asal Korea Utara Lazarus Group jadi yang paling berpeluang bertanggung jawab.

Yosi Hammer, Head of AI, Cyvers  menyatakan bahwa pola dan karakteristik dari Indodax sangat mirip dengan serangan Lazarus Group dari Korea Utara, dikabarkan BSCNNews, dikutip, Kamis (12/9/2024).

CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan investigasi tengah berjalan untuk memastikan seluruh operasi berjalan normal. Dalam penjelasannya, Indodax menyebutkan saat ini sedang melakukan maintenance.

“Untuk menginvestigasi memastikan semuanya berjalan normal, berjalan aman, tapi kita bisa pastikan saldo member 100% aman,” sebut pernyataan dari Indodax.

"Saldo member yang ada di Indodax, kata Indodax, 100% aman, baik kripto maupun rupiah. Tidak ada kerugian nasabah yang ditimbulkan, hanya saja kiga sedang mengecek semua sistem kita jangan sampai ada yang bermasalah.”

Indodax menegaskan saldo member aman 100% secara kripo maupun rupiah. Indodax sedang melakukan maintenance untuk memastikan keamanan keseluruhan sistem.

Kronologi Transaksi Kripto Mencurigakan di Indodax, Dana Aman? (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)

(red)

No more pages