Logo Bloomberg Technoz

Berikut kisi-kisi proyek mega farm peternakan sapi yang direncanakan pemerintah untuk menopang program Makan Bergizi Gratis:

Peternakan sapi perah./Bloomberg-Anindito Mukherjee

Impor Sapi Bakal Dilepas ke Swasta

Sudaryono mengungkapkan impor sapi perah untuk mendukung program Susu Gratis akan dilakukan dengan skema investasi, bukan pembiayaan uang negara.

Kenapa kita kurang daging dan susu? Karena memang sapi hidupnya kurang. Oleh karena itu, kita buka yang mengimpor sapi hidup itu katakanlah perusahaan, kemudian mereka atur sendiri,” terangnya.

“Nah, pemerintah itu menyediakan lahannya. Kita carikan lahannya untuk kita tawarkan kepada mereka [perusahaan swasta] untuk bisa ternak atau memelihara sapinya.”

Di samping perusahaan swasta, pengadaan sapi juga akan diserahkan kepada petani. Selain bantuan pengadaan lahan, Sudaryono mengatakan pemerintah juga akan membantu dari sisi perizinan dan administrasi.

“Ini kan mendatangkan sapi hidup ini kan pahlawan dia, menggunakan duit-nya sendiri, investasi sendiri. Nah, kita sebagai pemerintah menyediakan ruang yang lebar dan kita bantu. Biasanya kan susah lahannya, karena kan dibutuhkan lahan yang luas karena harus ada cakupan pakannya, rumput, dan seterusnya,” lanjutnya.

Lahan 1,5 Juta Ha, Termasuk di Areal Sawit

Lebih lanjut, Sudaryono mengatakan pemerintah telah mengidentifikasi lahan seluas 1,5 juta hektare (ha) untuk mega farm tersebut. Skemanya pengadaan lahannya dilakukan baik melalui kerja sama maupun akuisisi.

Bahkan, sambungnya, sebagian dari lahan yang disasar pemerintah tersebut berada di areal perkebunan kelapa sawit serta lahan milik masyarakat. Sebagian besar lokasi yang teridentifikasi berada di wilayah kepulauan timur Indonesia.

“Kita sudah identifikasi ada di kantong kita 1,5 juta ha untuk kita jadikan potensi lahan yang akan kita tawarkan. Terakhir ada 36 perusahaan, koperasi, dan seterusnya yang sudah komitmen untuk memasukkan sapinya ke Indonesia,” ungkap Sudaryono.

Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Lebih lanjut, Sudaryono mengatakan areal eksisting —seperti perkebunan kelapa sawit — akan dimanfaatkan untuk peternakan sapi tanpa harus menutup operasi perkebunan.

“Sawitnya tetap di situ, cuma dia pelihara sapi di situ juga. Kan peternakan ini enggak menebang apa-apa. Jadi kita jadikan mereka paling mungkin ya dia bikin kandang, begitu. Itu juga luasnya enggak sampai puluhan ha, paling 1—2 ha untuk kandangnya. Sisanya kan untuk dilepas dan kemudian juga untuk sumber pakan dan seterusnya.”

Lebih lanjut, Sudaryono mengatakan pemerintah juga akan memikirkan masalah ketersediaan rumput dan pakan ternak untuk sapi-sapi impor di lahan seluas 1,5 juta ha tersebut.

Dia menggambarkan setiap impor sapi sebanyak 50.000 ekor, perusahaan akan berinvestasi kandang dan pakan juga di tempat yang sama.

Calon Lokasi Mega Farm

Sudaryono mengungkapkan lokasi peternakan sapi skala besar yang sudah diindentifikasi pemerintah sejauh ini mencakup Kelantan, Blora, Jawa Timur, dan Pulau Aru.

“Jadi 1,5 juta ha  itu tersebar, tidak satu hamparan. Terpecah-pecah; ada yang 10.000 ha, ada yang 100.000 ha; ada yang 20.000 ha, ada yang 13.000 ha, ada yang 3.000 ha, ada yang cuma 2.000 ha, 1.500 ha, dan seterusnya. Itu total di kita sudah teridentifikasi ada 1,5 juta ha,” tuturnya. 

Target Swasembada Susu pada 2029

Adapun, pengembangan peternakan skala masif tersebut ditargetkan rampung pada 2029. Kementan berasumsi pada tahun tersebut pengadaan 1,5 juta ha lahan, serta impor 1—1,3 juta sapi sudah cukup terealisasi. 

Susu sapi./Bloomberg-Andrey Rudakov

Pakai Mekanisme Peternakan Plasma

Dari sisi metode peternakan, Sudaryono mengungkapkan pemerintah akan berdiskusi dengan pengusaha yang akan berinvestasi sapi perah untuk pengembangbiakan sapi.

“Pembiakannya katakanlah di pulau mana yang tidak ada penduduknya. Namun, supaya mendekatkan kepada pasar, itu nanti akan dibentuk kelompok-kelompok plasma. Jadi ada inti ada plasma, sehingga petaninya juga ikut terlibat. Siapa mau kelola sebanyak itu, 1,3 juta ekor? Kan tetap harus ada petaninya,” tegasnya.

Ada Investor Asing

Di sisi lain, Sudaryono mengungkapkan sudah ada perusahaan asing yang turut melirik potensi investasi mega farm untuk mendukung program Susu Gratis tersebut. Namun, dia tidak mengelaborasi siapa dan dari mana perusahaan tersebut.

“Mereka investasi, jadi kita tidak memakai APBN. Kemudian, yang menjadi bagian dari investasi adalah orang [perusahaan] yang sama yang bangun pabrik di Indonesia. Saya tidak bisa sebut nama perusahaannya, kan tidak etis ya. Namun, ada beberapa perusahaan yang [produknya] kita biasa minum susu kalau di rumah, kita biasa belanja di supermarket, dan perusahaan-perusahaan itu juga menambah populasi sapinya supaya produktivitasnya bisa bertambah.”

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan perusahaan asal Qatar, Baladna Milk, melirik investasi di Indonesia. Dia menyebut jika perusahaan tersebut dapat memproduksi 2 juta ton, dia akan memberi lampu hijau untuk masuk ke RI.

"Dengan kemampuan produksi 2 juta ton per tahun diharapkan makin menurunkan kebutuhan impor tiap tahun. Sesuai dengan Blueprint Pertanian, diharapkan 2029 Indonesia sudah swasembada susu," kata Amran.

-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi

(wdh)

No more pages