Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membuka peluang untuk mengaktifkan kembali kilang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Arun pada tahap dua pengembangan Blok Andaman.

Namun, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kilang LNG Arun tersebut perlu mengalami perbaikan karena sudah lama tidak aktif.

“Nanti tahap kedua perluasannya, memanfaatkan kilang Arun yang tentu saja akan perlu perbaikan banyak karena sudah lama tidak aktif dan sudah sebagian juga dibongkar. Jadi nanti arahnya produksi LNG akan memanfaatkan LNG Arun,” ujar Dwi saat ditemui di Jakarta, seperti dikutip Kamis (12/9/2024).

Dilansir melalui situs resmi PT Pertamina (Persero), Kilang LNG Arun berakhir beroperasi pada Oktober 2014 setelah 37 tahun seiring dengan menyusutnya pasokan dari ladang gas di sekitar Aceh. 

Derek beroperasi di dekat tangki penyimpanan gas alam cair (LNG) di Darwin, Australia./Bloomberg-Carla Gottgens

Sementara itu, pada tahap pertama, potensi gas Andaman dialokasikan untuk dialirkan melalui pipa. Namun, rencana tersebut masih dalam tahap diskusi.

“Nanti tahap pertama ini akan lebih banyak dialirkan sebagai gas pipa untuk masuk ke industri-industri di Aceh, Sumatra Utara, dan seterusnya ya. Apalagi nanti bisa nyambung ke Jawa Barat,” ujarnya.

Sebelumnya, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mulai mempertimbangkan untuk membangun fasilitas kilang LNG di kawasan Aceh.

Pertimbangan itu disampaikan usai adanya potensi temuan gas baru di Laut Andaman, yang kemungkinan akan menambah potensi aliran gas ke depan di portofolio Blok Andaman hingga 11 triliun kaki kubik (TCF).

Apalagi, fasilitas kilang LNG milik PT Arun NGL yang beroperasi di Aceh itu dinilai sudah tidak lagi mampu menampung jumlah potensi cadangan baru tersebut.

"Kalau 11 TCF kan gede, kita harus bangun lagi [kilang] LNG di sana," ujar Arifin saat ditemui, Jumat (5/1/2024). "Kan [kilang LNG Arun] udah busuk semua, kayaknya enggak bisa dipakai."

Kementerian ESDM sebelumnya telah mengidentifikasi penemuan cadangan migas di Blok Andaman II - oleh Harbour Energy melalui anak usahanya Premier Oil Andaman Ltd - memiliki potensi cukup signifikan.

Bahkan, pengeboran si sumur Timpan-1 mengalirkan gas sebanyak 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BCPD), serta potensi di WK Andaman I, II, dan III memiliki potensi rata-rata gas sekitar 6 TCF.

Teranyar, Mubadala Energy mengumumkan penemuan atau discovery gas dari sumur Eksplorasi Layaran-1, Lapangan Blok South Andaman, atau sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatra Utara.

Perusahaan energi asal Uni Emirat Arab tersebut mengklaim telah menemukan kolom gas atau gas column dengan ketebalan lebih dari 230 meter pada oligocene sandstone reservoir, yang diperkirakan memiliki potensi gas mencapai 6 TCF gas in place.

(dov/wdh)

No more pages