Sudaryono memerinci, dari jumlah tambahan anggaran 2025 tersebut, sebesar Rp15 triliun akan digunakan untuk mendukung program Quick Wins lumbung pangan sebesar Rp15 triliun serta untuk cetak sawah seluas 150.000 hektar (ha), dan intensifikasi seluas 80.000 ha.
Terkait dengan program cetak sawah, Kementan mendapatkan jatah 150.000 ha karena mendapatkan pelimpahan penugasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak 100.000 ha karena sebelumnya Kementan hanya mendapatkan 50.000 ha.
“Jadi ada total 250.000 ha, tadinya 50.0000 ha kita kerjakan, 100.000 PUPR, dan 100.000 ha BUMN. Namun, hasil rapat panja belanja pemerintah pusat, tambahan anggaran kami mendapatkan alokasi cetak sawah 50.000 ha plus 100.000 ha sehingga [totalnya] 150.000 ha,” jelas Sudaryono.
Sementara itu, sisa anggaran sebanyak Rp6,4 triliun akan digunakan untuk mendukung program Non Quick Wins. Sebanyak Rp4,3 triliun akan digunakan untuk peningkatan produksi padi jagung dan Rp2,13 triliun peningkatan produksi daging dan susu.
Di sisi lain, Sudaryono menjelaskan, pada 2025 Kementan menargetkan produksi komoditas utama sebagai berikut:
- beras 32,29 juta ton;
- jagung 16,68 juta ton;
- kedelai 334 ribu ton;
- aneka cabai 3,08 juta ton;
- bawang merah 1,99 juta ton;
- kopi 772 ribu ton;
- kakao 641,4 ribu ton;
- tebu 36,4 juta ton;
- kelapa 2,88 juta ton;
- daging sapi dan kerbau 399,41 ribu ton; dan
- daging ayam 4,34 juta ton.
(mfd/wdh)