Data Inflasi AS Sisakan Keraguan, Rupiah Dibuka Lebih Lemah
Tim Riset Bloomberg Technoz
12 September 2024 09:11
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka melemah pada perdagangan spot Kamis hari ini, seiring kelesuan yang juga melanda mata uang Asia lain akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS), pasca rilis data inflasi yang menyisakan tanda tanya.
Rupiah dibuka lebih lemah di Rp15.430/US$, mencerminkan penurunan 0,18% dibanding posisi kemarin. Mayoritas mata uang Asia tertekan pagi ini dipimpin oleh peso Filipina 0,27% dan baht Thailand 0,26%.
Sementara dolar Taiwan dan yuan offshore, keluar sebagai mata uang yang masih menguat tipis 0,04% terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong dan rupee India stagnan.
Pelemahan mata uang Asia sepertinya dilandasi oleh 'kekecewaan' akibat data inflasi inti CPI Amerika tadi malam yang lebih tinggi ketimbang ekspektasi, ke level tertinggi empat bulan. Data itu memupus taruhan penurunan 50 bps bunga The Fed bulan ini, menjadi 25 bps.
Pasar masih akan menunggu rilis inflasi harga produsen (PPI) nanti malam. Apabila angkanya sesuai konsensus yaitu 1,80% year-on-year dari 2,2% pada Juli sehingga membawa inflasi inti PCE terkendali di kisaran 0,1%-0,15% month-on-month, maka skenario pemangkasan 50 bps masih mungkin terjadi satu kali pada FOMC The Fed bulan November atau Desember, menurut analisis tim Mega Capital Sekuritas.