"Untuk mendukung komitmen tersebut, Perseroan berencana untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan juga beberapa bisnis pendukung dibawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green," tutur manajemen.
AAI merupakan perusahaan yang seluruhnya atau sebanyak 99,9999% sahamnya dimiliki oleh ADRO yang bergerak dalam bidang pertambangan batu bara termal yang terintegrasi.
Dalam aksi tersebut, ADRO akan melepas seluruh sahamnya dengan mempertimbangkan hasil penilaian sahan dari penilai independen sebesar US$2,45 miliar (Rp37,8 triliun) atau setara 31,8% dari total ekuitas perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, total aset AAI berkontribusi sebesar US$5,43 miliar atau setara 52,9% dari jumlah posisi aset ADRO.
Selain itu, AAI juga berkontribusi sebesar US$922,7 juta atau setara 104,8% terhadap laba bersih ADRO hinga pertengahan tahun ini.
Melalui AAI, Perseroan memiliki saham-saham pada beberapa perusahaan lain yaitu PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai, yang memproduksi batu bara termal berkalori menengah dengan kadar polutan rendah.
AAI juga memiliki saham-saham pada dua perusahaan pertambangan batu bara termal yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal.
Untuk memuluskan rencana tersebut, ADRO akan meminta persetujuan investor dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober 2024 mendatang.
RUPSLB ini juga kabarnya akan membahas rencana pembagian dividen terkait divestasi tersebut.
(ibn/dhf)