“Saya bilang, tempat data center yang paling aman itu di bawah Rumah Sakit Ibu dan Anak. Supaya nggak jadi sasaran,” guyonnya.
Ketua Umum Asosiasi Fintech (Aftech) Indonesia, Pandu Sjahrir juga mengatakan bahwa pihaknya, serta Kominfo yang merupakan pengawas dari Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) mengaku telah mendapatkan laporan terkait dengan kesalahan sistem yang terjadi di Indodax.
“Katanya [dana nasabah aman] 100% dari sisi pemakai Indodax aman, kami sekarang mengikuti hour by hour dan sudah lapor juga kepada Kemenkominfo.” kata Pandu.
Sebelumnya, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa pihak internal Indodax saat ini sedang melakukan pemeliharaan sistem atau maintenance serta melakukan investigasi internal terhadap servernya. Pemeliharaan sistem serta investigasi internal juga dilakukan untuk memastikan saldo member terjaga secara sepenuhnya.
“Indodax sejauh ini kita lagi maintenance, untuk menginvestigasi – memastikan semuanya berjalan normal, berjalan aman, tapi kita bisa pastikan saldo member 100% aman,” kata Oscar saat dihubungi.
Oscar, saat dihubungi, juga memastikan bahwa saldo pengguna akan terjamin keamanannya secara keseluruhan, walaupun dalam unggahan Cyvers dalam sosial media X mengabarkan adanya transaksi yang mencurigakan pada platform penukaran koin dan aset kripto tersebut senilai US$14 juta, atau senilai sekitar Rp217 miliar.
“Saldo member yang ada di Indodax 100% aman, baik kripto maupun rupiah. Nggak ada kerugian nasabah yang ditimbulkan,” kata Oscar.
“Hanya saja kita sedang mengecek semua sistem kita, jangan sampai ada yang bermasalah,” tambahnya.
(ain)