Logo Bloomberg Technoz

Muhyiddin mencoba membuat empat dakwaan penyalahgunaan kekuasaan yang dikenakan padanya dibatalkan. Politikus berusia 77 tahun ini mengajukan uji materi atas keputusan pengadilan banding yang mengubah keputusan tidak bersalah dari pengadilan tinggi yang membuatnya kembali diadili secara pidana. 

"Saya kecewa dengan keputusan ini," kata Muhyiddin di gedung pengadilan, Putrajaya, Rabu (11/9/2024). 

Pengacaranya, Hisyam Teh Poh Teik, mengatakan akan mempelajari keputusan itu dan mencari upaya hukum lain. 

Keputusan ini menjadi pukulan baru bagi oposisi. Muhyiddin dan kelompok Perikatan Nasional pimpinannya mengalami beberapa masalah tahun ini--mulai dari kegagalan mempertahankan satu kursi di Pemilu sela Agustus lalu hingga anggota parlemen yang beralih ke kubu Anwar Ibrahim. 

Kekisruhan oposisi ini memberi ruang bagi Anwar untuk melaksanakan reformasi dalam upaya memperkuat sektor finansial negara itu seperti mencabut subsidi diesel bernilai US$922 juta per tahun. 

Para investor menyambut baik stabilitas panggung politik Malaysia tahun ini. Dana-dana asing mulai masuk ke pasar saham negara itu, Kuala Lumpur pun menjadi lokasi tersibuk dengan penjualan saham perdana terbanyak di Asia Tenggara. 

Nilai mata uang ringgit bangkit dari titik terendah terhadap dolar dalam 26 tahun yang terjadi pada Februari lalu, dan tahun ini menjadi mata uang paling kuat di antara negara berkembang. 

Muhyiddin dikenai dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan tiga kasus pencucian uang pada Maret 2023. Dia menjadi mantan perdana menteri kedua, setelah Najib Razak, yang dibawa ke pengadilan. 

Jaksa penuntut menyebut tiga perusahaan dan satu individu mengirim dana sebesar hampir US$54 juta ke rekening milik partai Mahyuddin ketika dia menjabat sebagai perdana menteri. 

Dia juga menghadapi dakwaan penghasutan atas pernyataannya tentang mantan raja. Muhyiddin menyatakan diri tidak bersalah atas semua dakwaan itu.

(bbn)

No more pages