Penguatan mata uang Asia jelang rilis data inflasi AS sepertinya dilatarbelakangi oleh optimisme bahwa angka inflasi nanti malam akan rendah.
Konsensus pasar sejauh ini memprediksi inflasi CPI Amerika pada bulan lalu sebesar 0,2% month-on-month dan 2,5% year-on-year. Angka bulanan diprediksi tetap sementara angka tahunan diperkirakan turun dari 2,9% pada Juli.
Adapun inflasi inti CPI diprediksi tetap di 0,2% mom dan 3,2% yoy. Bila prediksi itu terpenuhi, skenario pemangkasan bunga acuan 25 bps oleh The Fed pada 18 September akan terjaga. Begitu juga total pemangkasan FFR sebanyak 125 bps sampai akhir tahun ini.
"Para pelaku pasar global merasa optimis terhadap prospek rilis data inflasi CPI Agustus malam ini yang tercermin dari turunnya yield 10Y UST [surat utang pemerintah AS] sebanyak 5,8 bps menjadi 3,64%, diikuti tenor 30Y sebanyak 3,8 bps menjadi 3,96% dan tenor 2Y yang turun hingga 7,5 bps jadi 3,59%," kata Macro Strategist Lionel Priyadi dan Analyst Nanda Rahmawati dari Mega Capital Sekuritas.
(rui)