Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan terdapat beberapa komoditas yang berpotensi menjadi bahan baku untuk digunakan dalam mendukung target penerapan bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF) 1% mulai 2027.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo mengatakan beberapa bahan baku yang menjadi opsi dari penerapan bioavtur di Indonesia a.l. minyak jelantah atau used-cooking oil (UCO), limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) hingga kelapa reject.

“Kalau di roadmap bioavtur, kita targetkan mungkin 1% pada 2027. Jadi nanti bahan bakunya apakah berbasis UCO, POME atau kelapa reject tadi,” ujar Edi saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2024).

Adapun, kelapa reject memang telah diakui untuk menjadi salah satu bahan baku dari SAF. Namun, saat ini pembudidayaan di Indonesia belum dilakukan dalam skala industri.

Bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF)./Bloomberg-Lauryn Ishak

Dengan demikian, pemerintah mendorong agar komoditas kelapa dan kakao juga dikembangkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“Jadi komoditasnya [BPDPKS] kan saat ini sawit, tetapi ada tambahan kelapa sama kakao, dua itu, itu dulu masuk nah nanti termasuk hilirisasinya, budidayanya supaya berkembang baik. Kalau sudah mungkin nanti berkembang ke depannya, termasuk bisa dikembangkan menjadi SAF,” ujarnya.

Namun, Edi mengatakan implementasi bakal dilakukan secara bertahap, yang dimulai dari kajian atau riset dasar, pengembangan skala laboratorium, pilot plan dan komersialisasi.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam paparannya menjelaskan Indonesia sudah memiliki peta jalan atau roadmap bahan bakar nabati (BBN), salah satunya adalah bioavtur, yakni sebesar 1% pada 2027–2029, meningkat menjadi 2,5% pada 2030–2034, dan menjadi 5% pada 2035.

“Bioavtur sudah mengikuti roadmap yang juga diterbitkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi [Kemenko Marves] itu [mulai] 2027,” ujar Eniya.

CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan kewajiban penggunaan SAF 1% bakal meningkatkan beban biaya hingga sekitar 86%.

“AirAsia menempatkan 1% [SAF], tetapi sebenarnya tidak berdampak banyak dalam hal dekarbonisasi. Itu meningkatkan biaya sekitar 86%,” ujar Tony dalam agenda Indonesia International Sustainability Forum, Kamis (5/9/2024).

Tony menggarisbawahi sektor penerbangan selalu disorot ihwal isu keberlanjutan, dengan demikian wacana bioavtur kian masif dibicarakan.

(dov/roy)

No more pages