Di tempat lain di kawasan ini, Filipina menurunkan biaya pinjaman dari level tertinggi dalam 17 tahun terakhir bulan lalu, sementara Indonesia dan Thailand telah mengisyaratkan keterbukaan untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Jalur suku bunga Malaysia tahun depan kurang jelas, dengan "masih banyak faktor yang dapat ikut berperan," terutama pada inflasi, menurut Adnan. Bank sentral sedang mewaspadai perubahan-perubahan kebijakan domestik yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan prospek inflasi negara ini.
BNM memiliki alasan untuk tetap berhati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter yang terlalu dini.
Tekanan-tekanan harga berisiko meningkat jika Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim melanjutkan janjinya untuk mengakhiri subsidi menyeluruh untuk bahan bakar yang paling banyak digunakan di negara ini, sebuah langkah yang merupakan kunci untuk memperkuat keuangan pemerintah.
Anwar, yang juga merangkap sebagai menteri keuangan, belum berkomitmen pada jadwal untuk langkah ini, dan para analis semakin memperkirakan bahwa hal ini akan ditunda hingga paling cepat akhir tahun 2024.
Terlepas dari langkah apa pun yang diambil, pemerintah diharapkan untuk memenuhi target defisit fiskal 4,3% dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini, dan mungkin sekitar 3% hingga 3,5% pada tahun 2025, ujar Adnan.
Menurutnya, ini adalah komitmen yang membuat bank sentral merasa nyaman karena hal ini akan membantu memperkuat fundamental ekonomi Malaysia. Level ringgit seharusnya mencerminkan hal itu.
Mata uang ini telah pulih dari level terendah dalam 26 tahun terakhir terhadap dolar yang dicapai pada Februari, dan muncul sebagai mata uang dengan keuntungan terbesar di seluruh pasar-pasar negara berkembang tahun ini.
Hal ini sebagian disebabkan oleh langkah-langkah terkoordinasi oleh pemerintah dan bank sentral untuk mendorong perusahaan-perusahaan untuk memulangkan pendapatan mereka di luar negeri--sesuatu yang akan terus mereka lakukan meskipun "ringgit telah kembali menguat dan pulih dengan cukup baik," kata Adnan.
Dari sisi eksternal, Malaysia akan mampu menghadapi perlambatan di China--mitra dagang terbesarnya--atau risiko perang dagang global, berkat ekonomi yang beragam di negara Asia Tenggara ini, ujar Adnan. Faktor-faktor domestik juga telah membantu mendorong pertumbuhan.
Deputi gubernur berada di London untuk menghadiri forum pada Selasa (10/9/2024) yang diselenggarakan oleh Dewan Kepemimpinan Pusat Keuangan Islam Internasional Malaysia untuk mendorong pertumbuhan keuangan Islam di pasar sukuk terbesar di dunia.
- Bank sentral Malaysia berusaha menarik investor ke pasar obligasi syariah negara ini, yang bernilai sekitar US$260 miliar, dengan memposisikannya sebagai "investasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujar Adnan.
- Potensi reaksi keras terhadap ESG ada dalam radar BNM, tetapi "bukan sesuatu yang sangat kami khawatirkan pada saat ini," ujarnya. BNM akan memastikan bahwa strategi yang didukungnya berkelanjutan dan transparan, tambahnya.
- Malaysia melihat adanya peningkatan minat terhadap keuangan Islam dan berharap dapat membangun hubungan di luar negara-negara Teluk Arab dan juga dengan Inggris dan negara-negara berkembang di Afrika.
(bbn)