"Ini menunjukkan bahwa WELV memiliki reservoir hewan yang luas dan dapat menyebar melalui kutu, yang berfungsi sebagai vektor penularan," kata Dicky.
Penularan dan Gejala
WELV ditularkan melalui gigitan kutu, terutama dari spesies Haemaphysalis concinna, yang dapat menularkan virus ini secara transovarial (dari induk kutu ke keturunannya). Setelah terinfeksi, manusia bisa mengalami gejala umum seperti
- Demam
- Pusing,
- Nyeri otot,
- Aartritis, dan sakit punggung.
Pada kasus yang lebih serius, dapat terjadi penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan trombosit (trombositopenia), serta peningkatan kadar enzim laktat dehidrogenase dan d-dimer. Beberapa pasien juga mengalami gejala neurologis seperti koma, terutama karena tingginya kadar sel darah putih yang mempengaruhi otak dan cairan tulang belakang.
Pencegahan
Pencegahan WELV terutama melibatkan pengendalian kutu dan perlindungan diri dari gigitan kutu. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Menghindari area yang rawan kutu, terutama daerah rawa atau area dengan populasi hewan yang menjadi inang kutu.
- Menggunakan pakaian pelindung dan insektisida ketika berada di daerah yang endemik kutu.
- Menggunakan repelan serangga yang mengandung DEET atau bahan aktif lainnya yang efektif untuk mencegah gigitan kutu.
- Melakukan pemeriksaan tubuh secara menyeluruh setelah beraktivitas di luar ruangan untuk mendeteksi gigitan kutu.
(dec/spt)