Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Makin Perkasa, Rupiah Bisa Kian Lemah

Tim Riset Bloomberg Technoz
10 September 2024 07:35

Ilustrasi uang rupiah, (Photo By johan10 via Envato)
Ilustrasi uang rupiah, (Photo By johan10 via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah di pasar spot pada Selasa hari ini kemungkinan masih akan terbatas di tengah kebangkitan nilai dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global yang mempersempit aset-aset emerging market.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia, kembali ditutup menguat kemarin dan pagi ini bergerak makin meyakinkan di kisaran 101,65. Dolar AS yang kembali perkasa akan membatasi gerak mata uang yang menjadi lawannya, termasuk rupiah.

Rupiah di pasar offshore dini hari tadi ditutup melemah tipis di pasar New York. Pagi ini, rupiah forward bergerak di kisaran Rp15.481-Rp15.483/US$. Level gerak rupiah offshore itu lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp15.455/US$, mengindikasikan ada potensi pelemahan dalam perdagangan hari ini.

Perhatian pelaku pasar global akan mengarah pada rilis data inflasi harga konsumen (CPI) Amerika bulan Agustus pada Rabu esok disusul data inflasi harga produsen (PPI) hari berikutnya. Kemarin, AS melaporkan kenaikan pinjaman konsumen hingga US$25,5 miliar, tertinggi sejak akhir 2022. 

Sementara outstanding utang bergulir (revolving debt), termasuk kartu kredit, meningkat US$10,6 miliar, terbesar dalam lima bulan. Begitu juga pinjaman non-revolving seperti kredit kendaraan bermotor dan kredit uang pangkal sekolah, naik US$14,8 miliar, tertinggi dalam lebih setahun terakhir. Kenaikan kredit konsumsi di AS itu membantu lonjakan penjualan ritel di negeri tersebut.