Jake Lloyd-Smith - Bloomberg News

Bloomberg, Harga minyak dunia naik dari penutupan terendah sejak 2021 setelah penurunan mingguan yang dalam mendorong kontrak berjangka mendekati level yang dianggap jenuh jual, dengan fokus pekan ini pada tiga laporan yang dapat memperjelas prospek permintaan.

Brent naik menuju US$72 per barel setelah anjlok hampir 10% minggu lalu, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di atas US$68. Penurunan minyak baru-baru ini didorong oleh tanda-tanda perlambatan di AS dan China, yang mengancam permintaan di saat suplai berlimpah. Hal ini membuat indeks kekuatan relatif 14 hari berada pada angka 31, yang merupakan sinyal bahwa kerugian mungkin telah berlebihan.

Para trader bersiap-siap mendapatkan banyak informasi mengenai pasar minggu ini dari tiga peramal pasar yang paling terkemuka—OPEC, Energy Information Administration (EIA), dan International Energy Agency (IEA)—menerbitkan prospek bulanan. Selain itu, Asia Pacific Petroleum Conference, sebuah pertemuan industri besar, diadakan di Singapura.

Kekhawatiran cuaca juga menjadi perhatian utama, dengan potensi risiko terhadap pasokan. Badai di Teluk Meksiko diperkirakan akan menguat menjadi badai besar awal pekan ini, dan dapat mengancam produksi minyak dan gas alam lepas pantai, berpotensi menghentikan produksi dan memaksa evakuasi kru.