Logo Bloomberg Technoz

Gelombang PHK Makin Besar, Bayangi Daya Beli yang Sudah Lesu

Ruisa Khoiriyah
09 September 2024 11:51

Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) belum terhenti. Data terbaru yang dilansir oleh Kementerian Ketenagakerjaan pada Senin hari ini melaporkan, selama Juli lalu terjadi 10.799 PHK di Indonesia.

Angka PHK Juli menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini, membawa total kejadian PHK selama 2024 mencapai 42.863 orang, melonjak 36% dibandingkan dengan periode Januari—Juli 2023.

Gelombang PHK yang makin besar itu berpotensi membawa angka total layoff tenaga kerja di Indonesia tahun ini melampaui tahun lalu yang sebenarnya sudah yang tertinggi sejak 2021 lalu, mencapai 64.855 pekerja ter-PHK.

Lonjakan PHK terutama terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Mengacu data yang sama, pada Juli lalu terdapat 9.442 pekerja yang kehilangan pekerjaan sehingga sepanjang tahun ini terdapat 13.722 kejadian PHK di provinsi tersebut.

Gelombang PHK di Indonesia semakin memuncak di tengah aktivitas manufaktur yang terkontraksi (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Badai PHK di Indonesia berlangsung seiring dengan situasi aktivitas manufaktur yang kian terpuruk. Pada Juli, seperti dilaporkan oleh S&P Global, indeks manufaktur Purchasing Manager's Index (PMI) RI pertama kali jatuh ke zona kontraksi di  49,3, terendah sejak Agustus 2021 ketika perekonomian Indonesia mati suri akibat terjangan pagebluk.