Angka NFP di atas sejatinya tidak mencapai perkiraan pada Agustus setelah angka penggajian Juli direvisi turun. Ini merupakan sebuah perkembangan yang kemungkinan akan memicu perdebatan panjang tentang seberapa banyak Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) harus memangkas suku bunga.
“Perpaduan antara data ketenagakerjaan yang lebih lemah dan The Fed yang tidak berkomitmen terbukti merupakan perpaduan yang beracun untuk risiko,” kata Chris Weston, Kepala Riset di Pepperstone Group di Melbourne.
“Kecuali kita melihat sikap yang lebih jelas dari The Fed,” mengutip pernyataan Weston.
Para investor di minggu ini akan mengawasi ketat data inflasi CPI dan PPI AS karena kekhawatiran bahwa the Fed telah menunggu terlalu lama untuk memangkas suku bunga seiring dengan meningkatnya risiko resesi.
Inflasi CPI dan PPI pada Agustus akan menjadi rilis data inflasi pamungkas sebelum The Fed menggelar pertemuan yang memutuskan kebijakan suku bunga acuan pada 18 September nanti.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,53% ke 7.721 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun penguatan IHSG masih tertahan oleh fibo cluster.
“Best case, IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya menguji 7.800-7.824 untuk membentuk wave (v) dari wave [i],” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (9/9/2024).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG terkoreksi ke bawah 7.547 maka IHSG akan terkoreksi ke rentang 7.404-7.499.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BSDE, ERAA, ITMG, dan MAPA.
(fad)