Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data pada Jumat mencerminkan Non-Farm Payrolls hanya mencatat kenaikan 142.000 pada bulan lalu, meninggalkan rata-rata tiga bulan pada level terendah sejak pertengahan 2020. Tingkat pengangguran turun tipis menjadi 4,2% sekaligus merupakan penurunan pertama dalam lima bulan, yang mencerminkan pembalikan dalam pemutusan hubungan kerja sementara.

Angka NFP di atas sejatinya tidak mencapai perkiraan pada Agustus setelah angka penggajian Juli direvisi turun. Ini merupakan sebuah perkembangan yang kemungkinan akan memicu perdebatan panjang tentang seberapa banyak Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) harus memangkas suku bunga.

Pasar tenaga kerja AS. (Dok: Bloomberg)

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa laporan pekerjaan pada Jumat mengonfirmasi bahwa pasar tenaga kerja AS sehat meskipun sedikit melambat, sambil berharap agar tidak melemah lebih lanjut.

“Saya akan sangat senang jika kenaikan pekerjaan stabil di kisaran ini,” kata Yellen kepada wartawan di Austin, Texas. Dia menambahkan bahwa harapannya adalah hal tersebut akan terjadi.

Demikian Yellen berbicara beberapa jam setelah rilis data pekerjaan bulan Agustus menunjukkan perekrutan di AS tidak mencapai proyeksi.

“Perpaduan antara data ketenagakerjaan yang lebih lemah dan The Fed yang tidak berkomitmen terbukti merupakan perpaduan yang beracun untuk risiko,” kata Chris Weston, Kepala Riset di Pepperstone Group di Melbourne.

“Kecuali kita melihat sikap yang lebih jelas dari The Fed,” mengutip pernyataan Weston.

Para investor di minggu ini akan mengawasi ketat data inflasi CPI dan PPI AS karena kekhawatiran bahwa the Fed telah menunggu terlalu lama untuk memangkas suku bunga seiring dengan meningkatnya risiko resesi.

Inflasi CPI dan PPI pada Agustus akan menjadi rilis data inflasi pamungkas sebelum The Fed menggelar pertemuan yang memutuskan kebijakan suku bunga acuan pada 18 September nanti.

Keputusan suku bunga ECB. (Dok: Bloomberg)

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, pelemahan pada data NFP untuk bulan Juli sempat memicu rasa takut akan terjadinya resesi dan merupakan pendorong utama terjadinya turbulensi pasar di awal bulan lalu.

“Investor sempat di kejutkan oleh pelemahan pada data ADP Employment Report namun berhasil di imbangi oleh penurunan pada data Initial Jobless Claims,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,53% ke 7.721 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun penguatan IHSG masih tertahan oleh fibo cluster.

“Best case, IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya menguji 7.800-7.824 untuk membentuk wave (v) dari wave [i],” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (9/9/2024).

Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG terkoreksi ke bawah 7.547 maka IHSG akan terkoreksi ke rentang 7.404-7.499.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BSDE, ERAA, ITMG, dan MAPA.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, Wall Street mengalami pelemahan mingguan terdalam dalam beberapa tahun. Pemicu utama adalah kecenderungan profit taking yang dipicu oleh realisasi sejumlah data ketenagakerjaan di AS. Terbaru, Non-Farm Payrolls tumbuh 142 ribu di Agustus 2024, melambat dari 161 ribu di Juli 2024.

Berlawanan dengan itu, IHSG berhasil mencatatkan All Time High baru di level 7,721.84 pada perdagangan Jumat (6/9).

“Secara teknikal, terbentuk golden cross pada Stochastic RSI. IHSG berpotensi uji resistance pada level 7.750 pada Senin (9/9) dan diperkirakan bertahan di atas 7600 di pekan ini,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BFIN, SSMS, BBTN, ESSA, HMSP, dan ERAA.

(fad)

No more pages