Logo Bloomberg Technoz

Melihat data ketenagakerjaan yang dirilis akhir pekan lalu, Chief Market Strategist Blue Line Futures Phil Steible mengemukakan bisa saja The Fed memangkas suku bunga acuan 50 basis poin (bps) ke 4,74-5%. Sebab, dia menilai datanya cukup gloomy.

Sepanjang Agustus, perekonomian Negeri Paman Sam mencetak 142.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll). Dengan demikian, rerata penciptaan selama 3 bulan adalah yang terendah sejak pertengahan 2020.

“Kekhawatiran pasar adalah The Fed hanya akan sekali menurunkan suku bunga acuan 50 bps dan selesai. Itu tidak akan positif untuk pasar emas.

“Oleh karena itu, pelaku pasar masih akan mencari petunjuk soal berapa banyak penurunan suku bunga yang akan dilakukan. Emas membutuhkan penurunan suku bunga acuan secara berkelanjutan,” jelas Streible, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Untuk perdagangan hari ini, bagaimana prospek harga emas? Berapa target yang perlu dicermati investor?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,43. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 1,81. Jauh di bawah 20, yang berarti sangat jenuh jual (oversold).

Meski demikian, tekanan jual sepertinya masih akan mendera emas. Harga emas kini sudah melampaui pivot point di US$ 2.497/troy ons. Ini bisa membuat harga turun lebih lanjut menuju target support US$ 2.494-2.493/troy ons.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.499/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.500/troy ons.

 

(aji/wdh)

No more pages