Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS pada bulan November akan mencegah kenaikan harga logam di dunia dengan meredam selera risiko global dan kemungkinan menunda stimulus pemerintah di RRT, menurut Citigroup Inc.

“Kami pikir penurunan suku bunga Fed, pelonggaran kebijakan China lebih lanjut, dan peningkatan sentimen manufaktur global akan lebih konstruktif untuk harga logam pada akhir kuartal keempat  atau awal tahun 2025, setelah pemilu AS berlalu,” tulis analis termasuk Tom Mulqueen dalam sebuah catatan, mengacu pada Federal Reserve.

Serangkaian logam, dari tembaga hingga aluminium, telah melemah dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran perlambatan permintaan China.

Ini masih ditambah dengan kegelisahan atas ekonomi global. Goldman Sachs Group Inc memicu nada yang semakin berhati-hati di seluruh komoditas dengan memangkas US$5.000 dari perkiraan tembaga 2025 pada awal pekan ini.

Medio November, calon dari Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump akan berhadapan dengan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pertarungan yang diperkirakan akan berlangsung ketat. 

Serangkaian jajak pendapat nasional baru-baru ini tentang kemungkinan pemilih yang diterbitkan oleh Emerson College, Harris memimpin saingannya dengan 49% banding 47%.

Harga logam turun pada hari Jumat pasca laporan tenaga kerja bulanan AS dimana menunjukkan perekrutan yang tidak sesuai dengan perkiraan pada Agustus. Sebuah capaian revisi turun pada dua bulan sebelumnya. Hal ini kemungkinan akan memicu perdebatan yang sedang berlangsung mengenai seberapa banyak Fed harus memangkas suku bunga.

Tembaga menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut di London Metal Exchange, dan aluminium berada di jalur penurunan harian 8 berturut-turut. Zinc mengalami kemerosotan minggu ini di tengah-tengah lebih banyak kesengsaraan di pasar baja China.

Citigroup mempertahankan perkiraan tiga bulannya pada US$9.500 untuk tembaga dan US$2.500 untuk aluminium. Perusahaan mengatakan bahwa pemulihan pertumbuhan global pada akhirnya akan membantu mengangkat harga. 

Meski begitu, ancaman tarif baru atau versi yang lebih tinggi jika Trump kembali ke Gedung Putih “tetap menjadi risiko utama bagi narasi rebound pertumbuhan,” kata dia.

(bbn)

No more pages