Pada posisi kedua, ada saham PT Ban Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang juga telah diakumulasi sebanyak Rp498,9 miliar. Saham BBRI juga ikut menguat 0,49%.
Sementara itu, diposisi ketiga yakni saham milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar Rp315,5 miliar. Hal itu juga membuat saham BREN menguat hingga 3,12%.
Meski demikian BEI pada awal pekan bulan September menunjukkan penurunan tajam nilai transaksi harian sekitar 70% menjadi Rp10,69 triliun dibandingkan sebelumnya yang mencatatkan Rp35,8 triliun. Frekuensi transaksi harian juga turun 6,44% menjadi 1,12 juta kali, namun volume transaksi naik 13,27% menjadi 21,98 miliar saham.
Apa saja sentimennya?
Masifnya asing tersebut tak lepas dari isu sentimen global, yakni data tenaga kerja di perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS) yang resmi dirilis kemarin.
Data itu menunjukkan angka paling rendah pada bulan lalu sejak awal 2021. Hal ini menambah bukti bahwa pasar tenaga kerja AS sedang beralih ke kecepatan yang lebih rendah, sekaligus memberikan kepastian penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed lebih besar.
"Peluang saat ini mendukung pemotongan 25 bps pada pertemuan September The Fed, laporan pekerjaan yang sangat mengecewakan dapat mengubah peluang tersebut untuk mendukung pemotongan 50 basis poin,” kata pejabat tinggi Bank Sentral AS Bret Kenwell di eToro, melansir Bloomberg News.
Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga melaporkan Cadangan Devisa RI pada Agustus tercatat naik menjado US$150,2 miliar atau bertambang US$4,8 miliar dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya, sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
"Kenaikan posisi Cadangan Devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri Pemerintah," tulis BI.
(wep)