Perkembangan nilai tukar mata uang ringgit Malaysia juga menjadi sentimen negatif bagi CPO. Kemarin, ringgit ditutup menguat 0,13% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
CPO adalah aset yang dihargai dalam ringgit. Saat mata uang Negeri Harimau Malaya terapresiasi, maka CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan CPO pun terpukul.
Analisis Teknikal
Setelah jatuh minggu ini, bagaimana ramalan harga CPO untuk pekan depan? Apakah bisa bangkit atau malah lebih terpuruk?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51,46. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di 56,15. Menempati area beli (long) tetapi belum cukup kuat.
Oleh karena itu, harga CPO berpeluang bangkit. Target resisten terdekat ada di MYR 3.957/ton yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 3.992/ton berpotensi menjadi target selanjutnya.
Adapun target support terdekat adalah MYR 3.871/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi menuju MYR 3.857/ton.
(aji/spt)