“Menyelaraskan kontrol kami pada teknologi kuantum dan teknologi canggih lainnya akan membuat musuh kesulitan mengembangkan dan menerapkan teknologi ini dengan cara yang mengancam keamanan kolektif kami,” kata Alan Estevez, yang menjalankan Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan, dalam sebuah pernyataan.
Langkah yang diumumkan pada Kamis membuka periode komentar publik selama 60 hari sebelum pejabat mengeluarkan aturan final.
AS secara terpisah sedang mengerjakan paket besar kontrol ekspor terkait chip yang akan menargetkan akses China ke chip memori bandwidth tinggi, komponen AI yang penting, serta berbagai alat pembuatan semikonduktor, menurut Bloomberg. Upaya tersebut mencakup langkah-langkah dengan fokus global — tetapi dengan pengecualian untuk sekutu utama termasuk Jepang dan Belanda, yang merupakan rumah bagi dua perusahaan terpenting dalam rantai pasokan chip.
Washington menekan Tokyo dan Den Haag untuk mengadopsi aturan serupa, tetapi menghadapi penolakan dari kedua pemerintahan, yang enggan merugikan perusahaan-perusahaan andalan mereka — dan dalam kasus Jepang, khawatir akan pembalasan dari China.
Baik Jepang maupun Belanda telah menerapkan beberapa pembatasan yang selaras dengan aturan AS pada 2022, tetapi dengan perbedaan utama yang membuat frustrasi perusahaan-perusahaan Amerika. Washington sedang berusaha untuk menutup celah tersebut — dengan kemajuan baru-baru ini di Belanda — dan mengejar strategi multilateral pada langkah-langkah potensial terbaru.
(bbn)