Logo Bloomberg Technoz

"Selama sepuluh tahun terakhir, IHSG hanya naik tiga kali di bulan September dan tujuh kali turun, dengan rata-rata penurunan 1,85%," ujar Arief dalam riset dikutip Jumat (6/9/2024).

Ada sejumlah sentimen yang bisa memicu volatilitas IHSG, yang perlu dicermati untuk bulan ini. Pertama, indeks sudah menunjukkan volatilitasnya sejak awal tahun. Tidak menutup kemungkinan, volatilitas akan berlanjut.

Kedua, rapat the Fed 18 September nanti menghasilkan keputusan pemangkasan suku bunga acuan. Ekspektasi ini juga yang mendorong penguatan rupiah cukup signifikan terhadap dolar AS.

"Namun, kita tetap harus waspada di paruh kedua bulan ini, karena bursa saham kemungkinan mengalami tekanan jual usai pengumuman pemangkasan suku bunga acuan the Fed," jelas Arief.

"Terutama, jika data penting perekonomian AS menunjukkan adanya perlambatan ekonomi yang signifikan."

Oleh karena itu, menurut Arief, IHSG akan kembali mengalami koreksi. Namun, koreksi yang terjadi diperkirakan tidak terlalu dalam.

(ibn/dhf)

No more pages