Logo Bloomberg Technoz

Jelang Pengumuman Bunga Acuan BI7DRR, Rupiah Lanjutkan Pelemahan

Ruisa Khoiriyah
18 April 2023 09:49

Warga menghitung uang rupiah di layanan kas keliling Bank Indonesia di Pasar Tebet, Selasa (4/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Warga menghitung uang rupiah di layanan kas keliling Bank Indonesia di Pasar Tebet, Selasa (4/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hari ini Bank Indonesia akan mengumumkan level terbaru bunga acuan BI7DRR. Konsensus 30 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg bersuara bulat memperkirakan BI akan menahan bunga acuan untuk kali keempat di level 5,75%, siang menjelang petang nanti. 

Jelang pengumuman BI7DRR, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan dengan dibuka di posisi Rp 14.838/US$, kehilangan 48 bps pada pukul 9:24 WIB, Selasa hari ini (18/4/2023). Tekanan rupiah bersumber dari menguatnya lagi dolar AS yang terungkit aksi investor global yang tengah melakukan konsolidasi untuk mengantisipasi kenaikan bunga acuan Federal Reserve, awal Mei nanti. 

Kemarin, para pemodal global banyak melakukan aksi jual terhadap obligasi pemerintah AS atau US Treasury terindikasi dari kenaikan yield UST 10 tahun ke kisaran 3,6%. Surat utang pemerintah RI berdenominasi dolar AS (INDON) alias global bond juga turut tertekan dengan kenaikan yield ke kisaran 4,67% untuk tenor 10 tahun.

Namun, tekanan di pasar obligasi domestik berdenominasi rupiah (INDOGB) terlihat lebih stabil terindikasi dengan tingkat imbal hasil yang masih bertahan di kisaran 6,6%-6,7%. “Itu menunjukkan preferensi investor terhadap obligasi rupiah [lebih besar] dibandingkan terhadap global bond,” jelas Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi dalam catatan pagi untuk klien, Selasa (18/4/2023).

Pasar obligasi domestik hari ini juga terlihat masih mengalami tekanan jual dari pemodal, terindikasi dari kenaikan tingkat imbal hasil INDOGB atau Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun kembali ke kisaran 6,69% pagi ini.