Sebelum data ketenagakerjaan itu, kemarin pasar mendapati beberapa data yang mendukung skenario pemangkasan bunga acuan lebih besar. ADP Employment pada Agustus, yang mencerminkan jumlah rekrutmen tenaga kerja di perusahaan-perusahaan di AS mencatat angka terendah sejak 2021, yakni hanya 99.000 pekerjaan.
Sementara angka Challenger Job Cut yang menunjukkan rencana rekrutmen tenaga kerja perusahaan di Amerika, turun 41% pada Agustus, ketika angka PHK diumumkan turun 3,7%.
Hanya saja, pada saat yang sama, ada sinyal bahwa perekonomian AS masih cukup tangguh, terindikasi dari data S&P Global US Services yang lebih tinggi ketimbang prediksi pasar. Begitu juga angka ISM Services Index yang lebih tinggi dibanding Juli dan melampaui prediksi pasar.
Data ini sedikit mengikis spekulasi penurunan bunga The Fed pada September, dari semula pasar makin yakin besar penurunan akan sebanyak 50 bps, kini melandai lagi jadi 25 bps.
Di satu sisi, pejabat bank sentral AS dalam beberapa pernyataan mengindikasikan, mereka sekarang lebih khawatir tentang risiko pasar tenaga kerja daripada inflasi.
Pelaku pasar domestik hari ini juga akan menanti rilis data posisi cadangan devisa RI untuk bulan Agustus yang diperkirakan akan mencatat kenaikan lagi disokong oleh arus masuk modal asing pada bulan lalu yang tinggi.
Dari data yang dikompilasi oleh Bloomberg, selama Agustus, asing memborong surat utang senilai Rp38,7 triliun, nilai belanja bulanan terbesar sejak Januari 2023 silam.
Sementara itu, ke pasar saham, asing belanja senilai Rp11,2 triliun sepanjang bulan lalu, yang terbesar setidaknya dalam lima tahun terakhir.
(rui)