Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, rupiah dibuka menguat pada Jumat pagi ini, melampaui level penutupan tahun lalu, di tengah pergerakan mata uang Asia yang masih bervariasi.

Rupiah spot dibuka menyentuh Rp15.385/US$ atau menguat tipis 0,08% dibanding posisi kemarin. Level itu juga menjadi posisi rupiah yang terkuat sejak 22 September lalu. Rupiah kemudian beringsut makin perkasa ke level Rp15.377/US$.

Secara teknikal, rupiah sudah berada di wilayah resistance di level Rp15.380 dan selanjutnya memiliki resistance di Rp15.340/US$.

Penguatan rupiah berlangsung ketika indeks dolar Amerika masih tertekan di kisaran 101,04. Pelemahan dolar AS itu memberi ruang bagi mata uang Asia lain, selain rupiah, untuk bergerak lebih kuat. Peso Filipina memimpin penguatan pagi ini dengan kenaikan 0,42%, disusul oleh baht dan dolar Taiwan masing-masing 0,24%. Sedangkan dolar Hong Kong, dolar Singapura, yuan Tiongkok dan rupee India masih tertekan meski terbatas terhadap dolar AS.

Pelaku pasar hari ini menantikan rilis data pasar tenaga kerja, termasuk data penggajian terbaru untuk bulan Agustus (nonfarm payroll), juga tingkat pengangguran, pertumbuhan upah hingga angka partisipasi kerja. Data itu sangat pivotal sebelum Federal Reserve menggelar pertemuan pada 18 September nanti.

Sebelum data ketenagakerjaan itu, kemarin pasar mendapati beberapa data yang mendukung skenario pemangkasan bunga acuan lebih besar. ADP Employment pada Agustus, yang mencerminkan jumlah rekrutmen tenaga kerja di perusahaan-perusahaan di AS mencatat angka terendah sejak 2021, yakni hanya 99.000 pekerjaan.

Sementara angka Challenger Job Cut yang menunjukkan rencana rekrutmen tenaga kerja perusahaan di Amerika, turun 41% pada Agustus, ketika angka PHK diumumkan turun 3,7%.

Hanya saja, pada saat yang sama, ada sinyal bahwa perekonomian AS masih cukup tangguh, terindikasi dari data S&P Global US Services yang lebih tinggi ketimbang prediksi pasar. Begitu juga angka ISM Services Index yang lebih tinggi dibanding Juli dan melampaui prediksi pasar.

Data ini sedikit mengikis spekulasi penurunan bunga The Fed pada September, dari semula pasar makin yakin besar penurunan akan sebanyak 50 bps, kini melandai lagi jadi 25 bps.

Di satu sisi, pejabat bank sentral AS dalam beberapa pernyataan mengindikasikan, mereka sekarang lebih khawatir tentang risiko pasar tenaga kerja daripada inflasi. 

Pelaku pasar domestik hari ini juga akan menanti rilis data posisi cadangan devisa RI untuk bulan Agustus yang diperkirakan akan mencatat kenaikan lagi disokong oleh arus masuk modal asing pada bulan lalu yang tinggi.

Dari data yang dikompilasi oleh Bloomberg, selama Agustus, asing memborong surat utang senilai Rp38,7 triliun, nilai belanja bulanan terbesar sejak Januari 2023 silam.

Sementara itu, ke pasar saham, asing belanja senilai Rp11,2 triliun sepanjang bulan lalu, yang terbesar setidaknya dalam lima tahun terakhir.

(rui)

No more pages