Pada kuartal II-2024, produksi listrik di China naik 4,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Namun pembangkitan listrik bertenaga batu bara malah turun 5,1% yoy.
China adalah produsen, konsumen, sekaligus importir batu bara terbesar dunia. Jadi perkembangan konsumsi di sana akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terperangkap di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 43,88. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di angka 0. Sudah paling rendah, sangat jenuh jual (oversold).
Alhasil, harga batu bara punya peluang bangkit. Cermati pivot point di US$ 143/ton. Jika tertembus, maka target resisten US$ 145-146/ton akan terkonfirmasi.
Adapun target support terdekat ada di US$ 139/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun menuju US$ 135/ton.
(aji/hps)