Sementara angka Challenger Job Cut yang menunjukkan rencana rekrutmen tenaga kerja perusahaan di Amerika, turun 41% pada Agustus, ketika angka PHK diumumkan turun 3,7%.
Hanya saja, pada saat yang sama, ada sinyal bahwa perekonomian AS masih cukup tangguh, terindikasi dari data S&P Global US Services yang lebih tinggi ketimbang prediksi pasar. Begitu juga angka ISM Services Index yang lebih tinggi dibanding Juli dan melampaui prediksi pasar.
Data ini sedikit mengikis spekulasi penurunan bunga The Fed pada September, dari semula pasar makin yakin besar penurunan akan sebanyak 50 bps, kini melandai lagi jadi 25 bps.
Di satu sisi, pejabat bank sentral AS dalam beberapa pernyataan mengindikasikan, mereka sekarang lebih khawatir tentang risiko pasar tenaga kerja daripada inflasi.
Pelaku pasar domestik hari ini juga akan menanti rilis data posisi cadangan devisa RI untuk bulan Agustus yang diperkirakan akan mencatat kenaikan lagi disokong oleh arus masuk modal asing pada bulan lalu yang tinggi.
Dari data yang dikompilasi oleh Bloomberg, selama Agustus, asing memborong surat utang senilai Rp38,7 triliun, nilai belanja bulanan terbesar sejak Januari 2023 silam.
Sementara itu, ke pasar saham, asing belanja senilai Rp11,2 triliun sepanjang bulan lalu, yang terbesar setidaknya dalam lima tahun terakhir.
Limpahan dana asing
Modal asing kembali beringsut ke pasar surat utang negara setelah dua hari pertama pekan ini mencatat net sell hampir Rp2 triliun. Mengacu data Kementerian Keuangan, asing membukukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp124,94 miliar pada 4 September lalu.
Sedangkan di pasar saham, pemodal asing telah membukukan net buy selama tujuh hari perdagangan tanpa putus. Pada Kamis kemarin, asing memborong Rp735,76 miliar saham di pasar domestik, pembelian tertinggi dalam sejak Senin.
Volatilitas pasar yang meningkat menyusul penantian pasar akan sinyal-sinyal petunjuk baru yang memberikan gambaran arah kebijakan The Fed, dinilai akan semakin menguntungkan Indonesia. Itu karena sebagian pengelola dana global menilai, aset-aset di dalam negeri, termasuk surat berharga, masih menarik diborong seiring dengan potensi penurunan bunga BI Rate serta penguatan nilai tukar rupiah.
Analisis teknikal
Secara teknikal, hari ini nilai rupiah berpotensi melemah terbatas. Koreksi terdekat rupiah menuju level Rp15.410/US$ yang merupakan support pertama dengan target pelemahan kedua akan tertahan di Rp15.430/US$.
Apabila kembali break kedua support tersebut, rupiah berpotensi melemah lebih lanjut menuju level Rp15.450/US$ sampai dengan Rp15.500/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah mampu menguat hari ini, terdapat resistance di level Rp15.380-Rp15.340/US$.
Adapun dalam tren jangka menengah (Mid-term) rupiah masih ada potensi penguatan optimis lanjutan ke resistance potensial. di Rp15.310/US$.
(rui)