Juru bicara Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, Letnan Kolonel Angkatan Darat AS Martin Meiners menolak untuk mengatakan apakah Taiwan akan menjadi penerima rudal Harpoon, namun ia mengatakan bahwa “kami akan terus bekerja dengan industri untuk menyediakan peralatan pertahanan Taiwan secara tepat waktu.”
“Penyediaan pertahanan oleh AS ke Taiwan mencakup keberlanjutan kemampuan yang ada melalui Penjualan Militer Asing [Foreign Military Sales/FMS] dan Penjualan Komersial Langsung [Direct Commercial Sales/DCS] sangat penting untuk keamanan Taiwan,” kata Meiners.
Kontrak Harpoon ini telah disebut oleh anggota Kongres AS termasuk Michael McCaul, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, sebagai bagian dari penjualan AS ke Taiwan senilai US$19 miliar yang menurut mereka perlu dipercepat. Selain Harpoon, daftar tersebut termasuk pesawat tempur F-16 Block 70, torpedo MK-48, howitzer M109A6 Paladin, dan rudal Stinger.
Penjualan Harpoon INI kemungkinan besar akan dibahas pada Selasa (18/04/2023) di sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR AS yang berfokus pada Indo-Pasifik.
Rudal Harpoon yang diluncurkan dari darat ini cocok untuk pertahanan pesisir terkait potensi invasi Taiwan oleh China dalam simulasi yang dilakukan tahun lalu oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS).
“Karena mobilitas dan kemampuannya menjangkau seluruh selat, rudal ini sangat efektif melawan pasukan invasi China,” kata analis Mark Cancian yang mengelola latihan tersebut.
(bbn)