Logo Bloomberg Technoz

Industri Syariah Indonesia Masih Kalah dari Malaysia

Mis Fransiska Dewi
06 September 2024 06:50

Pengunjung beraktivitas di jembatan salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Minggu (14/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pengunjung beraktivitas di jembatan salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Minggu (14/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia, Romy Buchari mengungkapkan, penetrasi perbankan syariah di Indonesia cukup lambat. Padahal, Indonesia terdiri dari mayoritas penduduk muslim dengan lebih dari 250 juta penduduk. Dalam kurun waktu yang lama, peningkatan aset perbankan syariah hanya 2%.

“Untuk waktu yang lama, [perbankan syariah] berada di sekitar 5% penetrasi. Sekarang, kami mencapai sekitar 7%. Ini yang kami bicarakan dalam hal aset perbankan syariah,” kata Romy dalam Bloomberg CEO Forum dikutip Kamis (5/9/2024). 

Meskipun demikian, dari sisi perbankan, pertumbuhan di sektor keuangan syariah cukup baik dibandingkan dengan bank konvensional konvensional. Bisnis konvensional tumbuh maksimal sekitar 8% atau 9% setiap tahunnya. Sementara perbankan syariah, tumbuh sekitar 14%-15%, bahkan beberapa bank mencapai 20%/tahun. 

Walaupun terbilang cukup rendah, kata Romy, pertumbuhan tersebut nyata dengan potensi berbagai segmen di perbankan syariah.

Berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir Januari 2024, total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp845,61 triliun.