Logo Bloomberg Technoz

“Per 1 Januari 2026, tiketnya akan lebih mahal. Pesawat kita datang ke [Bandara] Changi, tiket pulang akan jauh lebih mahal karena sudah mewajibkan 1% bioavtur. Harga bioavtur dibebankan ke tiket penumpang,” ujar Eniya dalam agenda Green Economy Expo 2024 yang disiarkan secara virtual, Kamis (4/7/2024).

Tony menggarisbawahi sektor penerbangan selalu disorot ihwal isu keberlanjutan, dengan demikian wacana bioavtur kian masif dibicarakan. 

Namun, Tony mengatakan pemerintah dan otoritas penerbangan bisa memainkan peran yang besar dalam mengurangi penggunaan bahan bakar dengan perencanaan lalu lintas di udara yang lebih baik. Hal tersebut setidaknya berkontribusi terhadap penurunan 10% penggunaan bahan bakar.  

Selain itu, Tony menyinggung banyak hal sederhana lainnya yang bisa dilakukan untuk pengurangan penggunaan bahan bakar, salah satunya mengurangi antrean untuk lepas landas.

“Semua hal ini telah kami kerjakan dengan sangat keras selama lima tahun terakhir. Pemerintah jelas mendukung, tetapi saya pikir mereka harus lebih rajin dalam memilah inefisiensi di udara karena ada sejumlah besar inefisiensi dalam perencanaan ruang,” ujarnya. 

Tony menyoroti bandara yang juga memainkan peran signifikan pada peningkatan emisi, di mana banyak kendaraan yang dioperasikan menggunakan bahan bakar berbasis fosil. 

Terlebih, pemerintah cenderung membangun bandara di tempat yang jauh dari populasi, sehingga emisi karbon rawan meningkat bila tidak membangun transportasi umum. 

Ilustrasi Bandara Changi di Singapura. (Hollie Adams/Bloomberg)

Bioavtur di RI

Dalam paparannya, Eniya menjelaskan Pertamina bersama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mengembangkan bahan bakar J2.4 dengan bioavtur 2,4%. Pada September 2021, uji coba terbang pertama juga telah dilakukan dengan pesawat CN-235-220 FTB rute Bandung—Jakarta.

Pada 18 Juli 2022, Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan juga sudah menandatangani kesepakatan bersama yang salah satunya adalah pemanfaatan bahan bakar nabati pada pesawat udara. Selanjutnya, uji coba penerbangan bahan bakar J2.4 secara komersial juga dilakukan terhadap pesawat milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada Oktober 2023 

(wep)

No more pages