Logo Bloomberg Technoz

Defisit Beras 3 Juta Ton Awal 2025, Bulog Minta Impor Dipercepat

Pramesti Regita Cindy
05 September 2024 17:00

Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Bayu Krisnamurthi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap stok beras dalam negeri pada awal 2025 yang berisiko mengalami defisit sebanyak 3 juta ton, di mana kondisi ini juga sempat terjadi pada Januari—Februari 2024. 

"Kita menghadapi Januari—Februari yang paceklik atau belum panen dengan defisit konsumsi produksi nasional sekitar 3 juta ton. Maret kita masuk Ramadan," jelas Bayu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, dikutip Kamis (5/9/2024).

Berkaca pada kondisi tersebut, Bayu lantas mengharapkan agar Bulog dapat diberikan penugasaan lebih awal untuk mendatangkan beras impor sebagai antisipasi defisit 3 juta ton yang terprediksi pada awal tahun 2025.

"Kami sebagai opertor sangat berharap kalau boleh perintah menambahkan stok itu dilakukan lebih awal, supaya kita bisa bersiap. Karena terus terang Maret itu Ramadan maju, makanya buat saya ini hal yang mungkin perlu kita antisipasi bersama," terangnya. 

Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Bayu Krisnamurthi. (Bloomberg Technoz/Dovana Hasiana)

Meski demikian, Bayu memastikan bahwa stok beras untul kebutuhan nasional sampai dengan akhir tahun dapat tercukupi. Adapun pemerintah menurutnya hingga saat ini telah mengamankan sekitar 1,35 juta ton beras, dan sebanyak 900.000 ton beras impor akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat.