Bloomberg Technoz, Jakarta - Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan soal cuaca panas yang tidak biasa dirasakan di Pulau Jawa.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, Ardhasena menyebut suhu udara rata-rata bulan Agustus 2024 adalah sebesar 26,90 °C, dengan nilai anomali (+0,71 °C) lebih panas dari rata-ratanya.
Nilai anomali suhu bulan Agustus merupakan nilai anomali tertinggi ke-2 sepanjang periode pengamatan sejak 1981.
"Sepanjang bulan Agustus suhu udara maksimum dengan nilai suhu >35° terjadi di pulau Jawa meliputi Banten, DKI Jawa Barat dan Jawa Tengah," katanya melalui keterangan yang diterima Bloomberg Technoz, Kamis (5/9).
Lebih lanjut Ardhasena menjelaskan faktor panas yang sebabkan panas tak biasa di beberapa wilayah Pulau Jawa.
Beberapa faktor yang menyebabkan lebih panasnya suhu udara pada bulan Agustus dibanding bulan lainnya adalah karena pada bulan Agustus ini merupakan periode musim kemarau di mana di sebagian besar wilayah pulau Jawa Juga sudah mengalami hari tanpa hujan (HTH) 30- 60 hari.
"Pada periode musim kemarau juga cuaca dominan yang terjadi adalah kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan pada siang hari sangat minim. Kondisi ini menyebabkan suhu di siang hari terasa sangat terik, penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan Bumi tidak mengalami hambatan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat panas," jelasnya.

Namun, demikian kata Ardhasena kondisi sebaliknya terjadi pada malam sampai dini hari, di mana pada periode kemarau di pulau Jawa suhu minimum juga akan terasa lebih dingin dari biasanya.
"Kondisi cerah berkepanjangan ini juga terkonfirmasi oleh peta Hari Tanpa Hujan (HTH) yang sebagian wilayahnya mengalami kondisi tanpa hujan lebih dari 30 hari dan sebagian lainnya sudah lebih dari 60 hari tidak mengalami hujan," katanya.
Ia juga mengatakan secara umum, 64% wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah mengalami musim kemarau. Khusus untuk wilayah Jawa, sebanyak 190 ZOM dari total keseluruhan 193 ZOM yang ada di pulau Jawa telah mengalami musim kemarau.
"Kondisi musim kemarau yang umumnya memiliki karakteristik curah hujan sedikit ini menjadi salah satu penyebab udara terasa panas pada siang hari," tandasnya.
(dec/spt)