Logo Bloomberg Technoz

Kelas Menengah Semakin Terjepit, Pemerintah Harus Lakukan Ini

Redaksi
05 September 2024 12:35

Karyawan mencoba Vespa yang telah dikonversi menjadi motor listrik di Elders Garage, Jakarta, Jumat (2/8/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan mencoba Vespa yang telah dikonversi menjadi motor listrik di Elders Garage, Jakarta, Jumat (2/8/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah masyarakat kelas menengah terus menyusut setelah pandemi Covid-19. Ke depan, jumlahnya bahkan rentan kembali menurun ke kelompok menuju kelas menengah.

Menanggapi fenomena tersebut, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menjelaskan masyarakat kelas menengah sedang terjepit akibat pelemahan ekonomi dan deindustrialisasi yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, juga terjadi perlambatan bisnis kelas menengah.

"Awalnya mereka masih bisa survive dengan mengandalkan tabungan, tetapi tabungan pun saat ini mulai menipis," ujar Wijayanto kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (5/9/2024).

Menurut Wijayanto, masyarakat kelas menengah selama ini tidak mendapat dukungan program pemerintah secara memadai, termasuk iuran BPJS gratis, bantuan sosial, dan lain-lain.

"Mereka juga menjadi korban shark financing, atau pinjaman online baik yang legal dan ilegal, yang keduanya menjerat dengan bunga luar biasa tinggi," tegas Wijayanto.