PM Malaysia telah mengikuti jejak para pemimpin Asia lainnya untuk bertemu dengan Putin sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina lebih dari dua tahun yang lalu, tanpa terpengaruh oleh kecaman Barat terhadap pemimpin Rusia tersebut dan dakwaan atas tuduhan kejahatan perang yang dituduhkan kepadanya.
Keputusan untuk mengunjungi Rusia, kata Anwar, "bukanlah hal yang mudah," tetapi merupakan "keputusan yang tepat."
Anwar mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam blok ASEAN selalu berhubungan dengan Rusia dan ada "perdagangan terbuka" yang berfokus pada semikonduktor dan bidang-bidang terkait lainnya.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda dan tim Anda, tetapi lebih dari itu, Bapak Presiden, saya setuju dengan Anda. Potensinya sangat besar," katanya.
Washington telah bersikap kritis terhadap negara-negara kecil yang telah menjadi tuan rumah bagi Putin sejak Rusia menyerang Ukraina.
Kedutaan Besar AS di Hanoi sebelumnya mengatakan "tidak ada negara yang boleh memberikan Putin platform untuk mempromosikan perang agresinya dan membiarkannya menormalkan kekejamannya," sebagai tanggapan terhadap Vietnam yang menjadi tuan rumah bagi pemimpin Rusia tersebut tahun ini.
Anwar menerima undangan pribadi dari Putin bagi Malaysia untuk berpartisipasi dalam KTT BRICS pada Oktober di Kazan, yang menandai sebuah "langkah signifikan" bagi Malaysia untuk bergabung dengan kelompok tersebut, ujarnya dalam unggahan di Facebook.
(bbn)